-->

Laporan Pendauhuluan / LP CA Rectum / Ca Recti( Kanker Pada usus Besar) Lengkap Download dalam format Pdf dan Doc

Pada kesempatan kali ini kami kan membagikan suatu artikel tentang CA Rectum / Ca Recti( Kanker Pada Husus Besar), Pada penyakit Ca rektum terjadi pada usus besar sampai kedubur.

LP CA Rectum / Ca Recti( Kanker Pada Husus Besar) telah kami tulis dengan lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru di mulai dari pengertian, penyebab, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala,  faktor penyebab, pemeriksaan penunjang dan konsep Asuhan Keperawatan / askep diagnosa dan intervensi yang dilakukan. dengan tujuan untuk membantu teman-teman yang sedang melaksanakan tugas/ praktik baik di rumah sakit ataupun di institusi pendidikannya.

LP / Makala CA Rectum / Ca Recti( Kanker Pada Husus Besar) telah kami buat link untuk mendownload dalam dua format Pdf dan Doc pada akhir artikel ini.

Laporan Pendahuluan CA Rectum / Ca Recti

A. Pengertian

CA rectum adalah pertumbuhan baru yang ganas yang terdiri dari sel – sel epitel yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis yang terjadi pada bagian distal usus besar.

Tumor adalah gembung bengkak sebagai akibat radang, cidera, neoplasma, oedema (Ramali, 2000).

Tumor adalah massa padat, besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000).

Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel baru (neoplasma), dimana pembelahan sel atau mitosis tidak terkendali oleh tubuh dan tidak memiliki fungsi yang berguna bagi tubuh (Handerson, 1997).

Tumor adalah sel tubuh yang mengalami perubahan (transformasi), sehingga sifat dan kinetiknya berubah sehingga tumbuhnya menjadi autonom liar, tidak terkendali dan terlepas dari koordinasi pertumbuhan normal (Sukardja, 2000).

Menurut Ramali (2000) rectum adalah ujung usus besar sebagai lanjutan usus besar sigmoid (colon sigmoideum) sampai ke dubur.

Menurut Ramali (2000) biopsy adalah pengambilan jaringan dari penderita saraf bedah untuk pemeriksaan mikroskopik.

Menurut Ramali (2000) post berarti awalan yang berarti sesudah, kemudian.

Menurut Sjamsuhidajat (1997) menyatakan kolostomi adalah merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk sementara atau menetap.

Menurut Ramali (2000) colostomy adalah pembuatan mulut colon antefisial melalui pembedahan dengan menjahitkan dinding usus besar kepada dinding depan perut lalu menorehnya.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Colostomy Post Biopsy Tumor Rectum adalah suatu pembuatan colon antefisial melalui pembedahan dengan menjahitkan dinding usus besar kepada dinding depan perut lalu menorehnya dengan indikasi dilakukannya pengambilan jaringan massa padat besar lebih dari 2 cm di daerah poros usus untuk pemeriksaan mikroskopik.

B. Etiologi

Menurut Sabiston (1995) mengatakan penyebab tumor sulit diketahui. Faktor yang mendukung adanya genetika usia, jenis kelamin, respon kekebalan, virus.

Menurut Ester (2001) mengatakan faktor-faktor pencetusnya adalah hereditas, masukan lemak, penyakit inflamasi usus dan homoseksualitas.

Menurut Sukardja (2000) faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor adalah:
1. Faktor penderita

  • Umur: Pada anak-anak tumbuh dengan cepat
  • Jenis Kelamin: Beberapa jenis tumor pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon.
  • Penyakit: Beberapa penyakit tertentu dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor seperti pada diabetes.
2. Faktor tumor
  • Jenis tumor: Jenis tumor umumnya disebut berdasarkan nama organ tempat tumor itu pertama kali tumbuh.
  • Asal sel tumor: Asal sel dapat dari jaringan epitel, jaringan mesenchim, jaringan embrional atau campuran.
  • Sifat tumor
  1. Tumor jinak : Tumbuh pelan-pelan dalam waktu tahunan.
  2. Tumor insitu : Umumnya tumbuh dengan pelan sampai mencapai stadium invasif.
  3. Tumor ganas : Tumbuh dengan cepat dalam waktu bulanan.
  4. Tumor yang sifatnya tidak tentu atau tidak jelas.
d. Derajat kegawatan/keganasan

Derajat I : 
  • Derajat keganasan rendah
  • Kanker tumbuh pelan-pelan
  • Waktu tahunan dan lambat mengadakan metastase

Derajat II : 

  • Derajat keganasan sedang
  • Kecepatan tumbuh biasa-biasa saja, antara kecepatan pada derajat keganasan rendah dan tinggi dalam waktu bulanan.

Derajat III : 

  • Derajat keganasan tinggi
  • Kanker tumbuh cepat dalam waktu mingguan atau bulanan dan cepat mengadakan metastase

3. Faktor lingkungan

  • Ruang tempat tumbuh: Dibatasi oleh barier alamiah tumbuh seperti fascia, periosteum, rongga tubuh dan sebagainya yang akan membatasi besar dan kepadatan jaringan.
  • Pasokan darah: Tumor masih cukup mendapat makanan dari perfusi darah normal yang telah ada bila tumor tumbuh dengan cepat dan telah besar dan memerlukan pembuluh darah terdiri untuk memasok makanan, oksigen dan membuang sampahnya.
  • Penyakit-penyakit tertentu: Pada penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes.

(Sukardja, 2000, hal 79 – 82)

C. Patofisiologi

Secara klinik tumor dibedakan atas golongan neoplasma misalnya kista, radang atau hipertropi. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak, neoplasma atau kanker terjadi karena timbul dan berkembangbiaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (destruktif) dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansi) dan umumnya tidak bermetastasis.

Kira-kira 60% sampai dengan 70% tumor terjadi pada rectum, area rektosigmoid atau kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada daerah asal, karsinoma di sisi kiri cenderung tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan menimbulkan massa bulk, polipoid dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma, tipe lain masuk menembus usus dan menyebabkan abses, peritonitis, invasi organ sekitarnya dan perdarahan. Tumor-tumor ini cenderung tumbuh dengan lambat dan tetap asimtomatik untuk periode waktu yang lama (Ester, 2000, hal 134).

Tumor rectum memerlukan reseksi abdominal-perineal, dengan pembentukan kolostomi permanen atau ujung kolostomi kolon yang terkena dan seluruh rectum dieksisi dan anus ditutup. Teknik pembedahan terbaru memungkinkan tumor sigmoid diangkat dengan meninggalkan sfingter utuh, ini memungkinkan eliminasi usus dipertahankan (Engram, 1998, hal 136).

D. Pathway Ca Rectum





E. Manifestasi Klinik dan Pemeriksaan Penunjang

Menurut Sukardja (2000) keadaan umum dan penampilan penderita umumnya baik. Keluhan penderita dengan tumor non neoplasma dapat berupa:
1. Tumor
2. Tekanan atau desakan oleh tumor
3. Obstruksi saluran tubuh
4. Perdarahan
5. Gangguan hormon

Menurut Ester (2000) manifestasi klinik tumor rectum adalah:

1. Konstipasi
2. Diare
3. Melena
4. Kelemahan fisik
5. Malaise
6. Penurunan berat badan

Sedangkan pemeriksaan penunjang pada tumor rectum menurut Sukardja (2000) adalah:
1. Pemeriksaan makroskopik
2. Pemeriksaan histologik
3. Biopsy
4. Pemeriksaan darah tepi
5. Pemeriksaan hormon dan enzim
6. Pemeriksaan sitologi

F. Penatalaksaan.

a. Penatalaksanaan Medis.

Satu – satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah,dengan tujuan utamanya memperlancar saluran cerna. Kemoterapi dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif.

Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan pilihan adalah :

  1. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
  2. Reseksi abdominoperineal dengan kolosti sigmoid permanene (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal).
  3. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosisi lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekomperasi usus awal dan persiapan usus sebelum reseksi).
  4. Kolostomi permanen (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi). (Brunner & suddarth, 2005)

Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung / terapi ajufan yang mencakup kemoterapi, radiasi dan imunoterapi (Brunner & Suddart, 2005).
Obat sitostatika diberikan bila :

  • Inoperabel
  • Operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali

Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah :

  1. Fluoro – Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut – turut. Pemberian berikutnya pada hari ke- 36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
  2. Futraful 3 – 4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
  3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
  4. Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit darah. Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak memberikan hasil yang memuaskan.

b. Penatalaksanaan Keperawatan.

1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan pada pasien.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal pada pasien.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi mengenai proses atau kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

G. Fokus Keperawatan

1. Data dasar pengkajian pasien menurut Doengoes (1999, hal 997 – 999) adalah:
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:

  1. Kelemahan atau keletihan
  2. Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur.

b. Sirkulasi
Gejala:

  1. Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja
  2. Perubahan pada tekanan darah

c. Integritas ego
Gejala:

  1. Faktor stress dan cara mengatasi stress
  2. Masalah tentang perubahan dalam penampilan
  3. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya

Tanda:
Menyangkal, menarik diri, marah

d. Eliminasi
Gejala:

  1. Perubahan pada pola defekasi
  2. Perubahan eliminasi urinarius

Tanda:
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen

e. Makanan/cairan
Gejala:

  1. Kebiasaan diit buruk
  2. Anoreksia
  3. Intoleransi aktivitas
  4. Perubahan pada berat badan

Tanda:
Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema

f. Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope

g. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi

h. Pernapasan
Gejala:
Merokok

i. Keamanan
Gejala:

  1. Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
  2. Pemajanan matahari lama

Tanda:

  1. Demam
  2. Ruam kulit, ulserasi

j. Seksualitas
Gejala:

  1. Masalah seksual
  2. Pasangan seks multiple

k. Interaksi sosial
Gejala:

  1. Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
  2. Riwayat perkawinan

l. Penyuluhan/pembelajaran

  1. Riwayat kanker pada keluarga
  2. Riwayat pengobatan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Colostomy Post Biopsy Tumor Rectum, penulis mengambil literatur diagnosa keperawatan Doengoes (2000) maka diagnosa aktual dan potensial yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
a. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanis pada kulit.

c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

d. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

3. Perencanaan Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan : Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, menunjukkan ekspresi wajah rileks.
Rencana tindakan :
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0 – 10)
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya infeksi, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.

2) Berikan tindakan kenyamanan
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot dan kelelahan umum.

3) Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif
Rasional : Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan otot.

4) Motivasi ekspresikan perasaan nyeri
Rasional : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan interupsi mekanis pada kulit
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka.
Rencana tindakan :
1) Berikan penguatan balutan awal/penggantian sesuai indikasi
Rasional : Lindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi.

2) Lepaskan perekat (sesuai arah rambut) dan pembalut pada waktu mengganti
Rasional : Mengurangi resiko trauma kulit dan gangguan pada luka.

3) Gunakan perekat yang halus untuk menutup luka yang membutuhkan pergantian balutan yang sering
Rasional : Menurunkan resiko terjadinya trauma kulit dan memberikan perlindungan tambahan untuk kulit atau jaringan halus.

4) Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka
Rasional : Menurunnya cairan menandakan adanya evolusi dari proses penyembuhan.

c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuan : Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas, mampu melakukan aktivitas.

Rencana tindakan :
1) Motivasi partisipasi pasien dalam aktivitas sesuai kemampuan individu
Rasional : Meningkatkan kemandirian.

2) Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh ketidaknyamanan
Rasional : Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik, memerlukan intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.

3) Bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif
Rasional : Meningkatkan aliran darah ke otot untuk meningkatkan tonus otot.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit yang rusak
Tujuan : Mengidentifikasi faktor resiko dan intervensi untuk mengurangi potensial infeksi.

Rencana tindakan :
1) Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat
Rasional : Pasien yang mengalami pembedahan beresiko untuk syok bedah atau septik sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi.

2) Lakukan pencucian tangan dan perawatan luka aseptik
Rasional : Menurunkan resiko penyebaran infeksi.

3) Observasi daerah luka operasi
Rasional : Adanya luka meningkatkan resiko untuk infeksi yang diindikasikan dengan eritema.

4) Ganti balutan dengan sering membersihkan dan mengeringkan kulit
Rasional : Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan media untuk pertumbuhan bakteri.

5) Berikan antibiotik
Rasional : Mungkin diberikan secara provilaktif atau menurunkan jumlah organisme untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya.

e. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

Tujuan : Mengatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan, melakukan pola hidup dan berpartisipasi pada program pengobatan.

Rencana tindakan :

1) Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi dan pemasukan cairan yang adekuat
Rasional : Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan/proses penyembuhan.

3) Tinjau ulang untuk menunjukkan perawatan luka/balutan
Rasional : Meningkatkan kompetensi perawatan diri dan meningkatkan kemandirian.

4) Rekomendasi rencana/latihan progresif
Rasional : Meningkatkan pengembalian ke fungsi normal dan meningkatkan perasaan sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2005.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Capernito.2000.Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis.Jakarta : EGC

Corwin, J. Elizabeth.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC

Doengoes, Marillyn.2004.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C.2005.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Soeparman & Waspadji.2005.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : FKUI

Tambayong, Jan.2005.Patofisiologi Untuk Keperawatan.Jakarta : EGC


Untuk mendownload file LP  CA Rectum / Ca Recti telah kami sediakan link untuk download dalam dua format Pdf dan Doc berikut ini:

Terima Kasih telah membaca ataupun mendownload file LP CA Rectum / Ca Recti( Kanker Pada Husus Besar) semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam mengerjakan tugasnya..

Salam Cinta sehat...

0 Response to "Laporan Pendauhuluan / LP CA Rectum / Ca Recti( Kanker Pada usus Besar) Lengkap Download dalam format Pdf dan Doc"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel