-->

Cholelithiasis (Batu Empedu): Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Jenis batu empedu,Tanda dan gejala, Pemeriksaan Lab,pencegahan, pengobatan dan komplikasi

Pada sempatan kali ini kami akan membagikan Tips Sehat / Makalah Cara Mencegah dan Mengobati Penyakit Batu empedu (Cholelithiasis) . Penyakit ini terjadi pada kandung empedu yang terdapat batu.

Tips Sehat/ Makalah Tanda dan Gejala penyakit Batu empedu telah kami tulis dengan Lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru di mulai dari Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Jenis batu empedu,Tanda dan gejala, Pemeriksaan Lab,pencegahan, pengobatan dan komplikasinyikel  ini dengan tujuan untuk mengetahu tanda dan gejala batu empedu ini lebih dini agar kita semua terhindar dari penyakit batu empedu (Cholelithiasis)


Cholelithiasis (Batu Empedu)


Pengertian




  • Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal.empedu (Duktus Koledocus).
  • Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.
  • Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu.
  • Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.


Penyebab

Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.




Macam-macam batu yang terbentuk antara lain:


1. Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu.

Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:

  • Infeksi kandung empedu
  • Usia yang bertambah
  • Obesitas
  • Wanita
  • Kurang makan sayur
  • Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol

2. Batu pigmen empedu , ada dua macam;

  • Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi
  • Batu pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi

3. Batu saluran empedu

Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.



Pathofisiologi


Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pada saluran empedu lainnya.

Faktor predisposisi yang penting adalah :

  • Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu
  • Statis empedu
  • Infeksi kandung empedu

Perubahan susunan empedu mungkin merupakan faktor yang paling penting pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu .

Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut.
Gangguan kontraksi kandung empedu dapat menyebabkan stasis. Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat dikaitkan dengan perlambatan pengosongan kandung empedu dan merupakan insiden yang tinggi pada kelompok ini.

Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat memegang peranan sebagian pada pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering sebagai akibat pembentukan batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan pembentukan batu.

Pathway Cholelithiasis (Batu Empedu)







Jenis Batu Empedu, Faktor Resiko dan Patogenesis


Perjalanan Batu
Batu empedu asimtomatik dapat ditemukan secara kebetulan pada pembentukan foto polos abdomen dengan maksud lain. Batu baru akan memberikan keluhan bila bermigrasi ke leher kandung empedu (duktus sistikus) atau ke duktus koledokus. Migrasi keduktus sistikus akan menyebabkan obstruksi yang dapat menimbulkan iritasi zat kimia dan infeksi. Tergantung beratnya efek yang timbul, akan memberikan gambaran klinis kolesistitis akut atau kronik.

Batu yang bermigrasi ke duktus koledokus dapat lewat ke doudenum atau tetap tinggal diduktus yang dapat menimbulkan ikterus obstruktif.


Gejala Klinis / Tanda-tanda dan Gejala

Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.





Pemeriksaan penunjang


Tes laboratorium :

  1. Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu).
  2. Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl). 
  3. Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml). 
  4. Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun karena obstruksi sehingga menyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 - 6 mnt).
  5. USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu empedu dan distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik)
  6. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus duodenum.
  7. PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas.
  8. Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim billiar.
  9. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu, obstruksi/obstruksi joundice.
  10. Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran pada saluran atau pembesaran pada gallblader.


Pencegahan

Mengubah pola makan dan menurunkan berat badan bagi mereka yang mengalami obesitas dapat membantu mencegah terbentuknya batu empedu.
Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Karena itu, kita sebaiknya menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang serta menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak dan kolestrerol tinggi.

Contohnya:

  • Makanan bersantan seperti rendang, kolak, serta ketupat sayur.
  • Makanan berminyak seperti gorengan.
  • Makanan yang terbuat dari kacang-kacangan seperti sambal kacang atau bumbu sate.
  • Kue dan camilan kripik.

Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras juga dapat mempertinggi risiko Anda, jadi sebaiknya jangan berlebihan. Secara umum, rekomendasi yang disarankan adalah tidak lebih dari 2 unit alkohol per hari. Dua unit alkohol ini sederhananya sama dengan kurang lebih 1.5 kaleng bir atau 1.5 gelas anggur (wine). Perlu diingat bahwa masing-masing minuman keras memiliki kadar alkohol yang berbeda, sehingga jumlahnya pun harus disesuaikan agar tidak melebihi batas maksimal per hari.
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi batu empedu. Karena itu, menjaga berat badan yang sehat sangatlah penting.

Anda disarankan untuk menghindari diet ketat yang menuntut untuk mengonsumsi makanan rendah kalori dan lemak saja. Penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat juga dapat mempertinggi risiko terbentuknya batu empedu.

Penatalaksanaan / Pengobatan

Suratun (2010) menyebutkan terdapat dua bentuk penatalaksanaan medis yaitu bedah, non bedah dan manajemen nutrisi yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Penatalaksanaan Non Bedah

a. Farmakologis

  • Untuk menghancurkan batu : Irsidiol, Actigal. Efek samping : diare, bersifat hepatotoksik pada fetus sehingga kontra indikasi untuk ibu hamil.
  • Mengurangi konten kolesterol dalam nbatu empedu : Chenodiol/Chenix
  • Untuk mengurangi gatal-gatal : Choletyramine (Questran)
  • Menurunkan rasa nyeri : analgesik
  • Mengobati infeksi : Antibiotik
b. Pengangkatan batu tanpa operasi

  • Pelarutan batu empedu, dengan menginfuskan suatu bahan pelarut (mono-oktanoin atau metil tertierbutil eter/MTBE) ke dalam batu empedu. Dapat diinfuskan atau melalui selang kateter yang dipasang perkutan langsung ke dalam kandung empedu, melalui selang matau drain yang dimasukkan melalui saluran T tube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan saat pembedahan, melalui ERCP atau kateter bilier transnasal.
  • Pengangkatan non bedah, Sebuah kateter dan alat disertai jaring yang terpasang padanya disisipkan melalui saluran T Tube, jaring digunakan untuk memegang dan menarik keluar batu yang terjepit dalam dukts koledokus.
  • Extracorpreal Shock-Wave Lithotripsy (ESWL), menggunakan gelombang kejut berulang (repeated shock wave) yang diarahkan kepada batu empedu untuk memecah batu tersebut menjadi sejumlah fragmen.

2. Pembedahan

  • Kolisistektomi : Dalam prosedur ini, kandung empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi. Sebuah drain (penrose) ditempatkan dalm kandung empedu dan dibiarkan menjulur keluar lewat luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan srosanguinus dan getah empedu ke dalam kasa basorben.
  • Minikolisistektomi : Prosedur ini untuk mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar 4 cm.
  • Kolesistektomi Laparaskopik : Dilakukan lewat insisi yang kecil atau luka tusukan melalui dinding abdomen pada umbilikus. Rongga abdomen ditiup dengan gas karbon monoksida untuk pemasangan endoskop.
  • Koledokostomi : Insisi dilakukan pada duktus koledukus untuk mengeluarkan batu. Setelah batu dikeluarkan biasanya dipasang sebuah kateter ke dalam duktus tersebut untuk drainase getah empedu sampai edema mereda. Kateter ini dihubungkan dengan selang drainase gravitas.

3. Manajemen Nutrisi

  • Mengurangi pemasukan makanan selama fase akut
  • Pemasangan NGT untuk mengurangi mual dan muntah
  • Pembatasan lemak terutama pasien dengan obesitas


Komplikasi

Girsang (2013) menyebutkan komplikasi dari kolelitiasis adalah :

  1. Kolesistisis : Peradangan kandung empedu, saluran kandung empedu tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung empedu.
  2. Kolangitis : Peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi yang menyebar melalui saluran-saluran dari usus kecil setelah saluran-saluran menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.
  3. Hidrops : Disebabkan oleh obstruksi duktus sistikus sehingga tidak dapat diisi lagi empedu pada kandung empedu yang normal.
  4. Empiema : Kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat membahayakan jiwa dan membutuhkan kolesistektomi darurat segera.
  5. Perforasi : Perforasi lokal biasanya tertahan oleh adhesi yang ditimbulkan oleh peradangan berulang kandung empedu. Perforasi bebas lebih jarang terjadi tetapi mengakibatkan kematian sekitar 30%.
  6. Ileus batu empedu : obstruksi intestinal mekanik yang diakibatkan oleh lintasan batu empedu yang besar kedalam lumen usus.

Selain itu, komplikasi dari koleliatiasis menurun Suratun (2010) adalah :

  1. Obstruksi duktus sistikus
  2. Kolik bilier
  3. Perikolistitis
  4. Peradangan pankreas (pankreatitis)
  5. Fistel kolesistoenterik
  6. Batu empedu sekunder (pada 2-6% klien) saluran empedu menciut kembali dan batu muncul lagi)
Terima Kasih Sudah Mengunjungi Blog kami semoga bermanfaat..

Salam KitaPastiSehat..............


0 Response to "Cholelithiasis (Batu Empedu): Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Jenis batu empedu,Tanda dan gejala, Pemeriksaan Lab,pencegahan, pengobatan dan komplikasi"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel