-->

Laporan Pendahuluan Empiema (Pus) Lengkap Download dalam Format Pdf dan Doc

Terus kami bagikan suatu artike kesehatan dan berbagai jenis penyakit yang kami sajikan dalam bentuk laporan pendahuluan (LP), Asuhan Keperawatan (Askep), Makalah. Pada kesempatan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan Empiema yang dapat di download dalam format Pdf dan Doc secara gratis.

Laporan Pendahuluan Empiema telah kami buat dengan lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru yang dimulai dari Pengertiam empiema, Etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan dan konsep asuhan keperawatan sperti diagnosa dan intervensi.

LP / Askep Empiema telah kami sediakan link download dalam dua format Pdf dan Doc di akhir artikel ini.

Laporan pendahuluan Empiema(Pus)

Pengertian.
  • Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997).
  • \Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ).
  • Empiema adalah penumpukan materi purulen pada areal pleural ( Hudak & Gallo, 1997 )
Penyebab.
  • Staphylococcus adalah kelompok dari bakteri-bakteri, secara akrab dikenal sebagai Staph, yang dapat menyebabkan banyak penyakit-penyakit sebagai akibat dari infeksi beragam jaringan- jaringan tubuh. Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan penyakit tidak hanya secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga secara tidak langsung dengan menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab untuk keracunan makanan dan toxic shock syndrome. Penyakityang berhubungan dengan Staph dapat mencakup dari ringan dan tidak memerlukan perawatan sampa berat/parah dan berpotensi fatal.
  • Pneumococcus adalah salah satu jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius seperti radang paru-paru (pneumonia), ,meningitis (radang selaput otak) dan infeksi darah (sepsis). Sebenarnya ada sekitar 90 jenis kuman pneumokokus, tetapi hanya sedikit yang bisa menyebabkan penyakit gawat. Bentuk kumannya bulat-bulat dan memiliki bungkus atau kapsul.Bungkus inilah yang menentukan apakah si kuman akan berbahaya atau tidak.
 Patofisiologi

Akibat invasi basil piogeneik ke pleura, maka akan timbulah peradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan sel polimorphonucleus (PMN) baik yang hidup maupun yang mati dan meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental. Adanya endapan – endapan fibrin akan membentuk kantung – kantung yang melokalisasi nanah tersebut.
Sekresi cairan menuju celah pleura normalnya membentuk keseimbangan dengan drainase oleh limfatik subpleura. Sistem limfatik pleura dapat mendrainase hampir 500 ml/hari. Bila volume cairan pleura melebihi kemampuan limfatik untuk mengalirkannya maka, efusi akan terbentuk.

Efusi parapnemonia merupakan sebab umum empiema. Pneumonia mencetuskan respon inflamasi. Inflamasi yang terjadi dekat dengan pleura dapat meningkatkan permeabilitas sel mesotelial, yang merupakan lapisan sel terluar dari pleura. Sel mesotelial yang terkena meningkat permeabilitasnya terhadap albumin dan protein lainnya. Hal ini mengapa suatu efusi pleura karena infeksi kaya akan protein. Mediator kimia dari proses inflamasi menstimulasi mesotelial untuk melepas kemokin, yang merekrut sel inflamasi lain. Sel mesotelial memegang peranan penting untuk menarik neutrofil ke celah pleura. Pada kondisi normal, neutrofil tidak ditemukan pada cairan pleura. Neutrofil ditemukan pada cairan pleura hanya jika direkrut sebagai bagian dari suau proses inflamasi. Netrofil, fagosit, mononuklear, dan limfosit meningkatkan respon inflamasi dan mengeleluarkan mediator untuk menarik sel-sel inflamator lainya ke dalam pleura.

Pathway Empiema


Klasifikasi

Empiema dibagi menjadi dua stadium :
  •  Empiema akut
Terjadi akibat infeksi sekunder dari tempat lain, bukan primer dari pleura.Bila pada
stadium ini dibiarkan beberapa minggu, maka akan timbul toksemia ,anemia, dan clubbing
finger.Jika pus tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronkopleural.
  • 2.Empiema kronis
Batas tegas antara empiema akut dan kronis sukar ditentukan.Disebut kronis jika

empiema berlangsung selama lebih dari 3 bulan.Pada stadium ini,jika klien menerima terapi antimikroba.

 Manisfestasi Klinik.

Demam, berkeringat malam, nyeri pleural, dispneu, arokreksia ,dan penurunan berat badan.
Tidak terdapatnya bunyi nafas; pendataran pada perkusi dada, penurunan premitus

 Komplikasi.
Perubahan Fibrotik yang tidak dapat sembuh yang menggangu ventilasi paru yang disebabkan terjebaknya paru pada sisi yang terkena.

Penatalaksanaan

Sasaran penetalaksanaan adalah mengaliran cavitas pleura hingga mencapai ekspansi paru yang optimal. Dicapai dengan drainase yang adekuat, anti biaotika (dosis besar ) dan atau streptokinase. Drainase cairan pleura atau pus tergantung pada tahapan penyakit dengan :
  1.  Aspirasi jarum ( Thorasintesis ),jika cairan tidak terlalu kental
  2.  Drainase tertutup dengan WSD, indikasi bila nanah sangat kental, pnemothoraks
  3.  Drainase dada terbuka untuk mengeluarkan pus pleural yang mengental dan debris serta mesekresi jaringan pulmonal yang mendasari penyakit.
  4.  Dekortikasi, jika imflamasi telah bertahan lama
Tindakan ini termasuk operasi besar, dengan indikasi :
  •  Drain tidak berjalan baik karena banyak kantung-kantung
  • Letak empiema sukar dicapai oleh drain.
  •  Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis.
4. Torakoplasti
Jika empiema tidak mau sembuh karena adanya fistel bronkopleura atau tidak mungkin dilakukan dekortikasi. Pada pembedahan ini, segmen dari tulang iga dipotong subperiosteal, dengan demikian dinding toraks jatuh ke dalam rongga pleura karena tekanan atmosfer.

6. Pengosongan Nanah
Prinsip ini seperti umumnya yang dilakukan pada abses, untuk mencegah efek toksisnya.

7. Antibiotic
Pemilihan antibiotic didasarkan pada hasil pengecatan gram dan apusan nanah.Antibiotic dapat diberikan secara sistematik atau tropical. Biasanya diberikan penisilin.

8. Penutupan Rongga Empiema
Pada empiema menahun sering kali rongga empiema tidak menutup karena penebalan dan kekakuan pleura. Pada keadaan demikian dilkukan pembedahan (dekortikasi) atau torakoplasti.

Pemeriksaan Penunjang
  •  foto thorak
  •  kultur darah
  •  USG
  •  Sampel sputum
  •  Torakosenstesis
  •  Pemeriksaan cairan Pleura
  • Hitung sel darah dan deferensiasi
  •  Protein, LDH, glucose, dan pH
  •  Kultur bakteri aerob dan an aerob, mikobakteri, fungi dan mikoplasma
Konsep Asuhan Keperawatan
Dasar data pengkajian.
  •  Aktivitas / istirahat.
Gejala ; keletihan, kelemahan, malaise.
Ketidakmampuan melakukan ADL karena sulit bernapas.
Ketidakmampuan untuk tidur.
Dispneu pada saat istirahat.
  •  Sirkulasi ; pembengkakan pada ekstremitas bawah.
  •  Integritas ego; peningkatan factor resiko, perubahan pola hidup.
  •  Makanan/cairan ; mual muntah nafsu makan menurun .
  •  Higiene ; penurunan kemampuan melakukan ADL.
  • Pernafasan ; nafas pendek batuk menetap dengan produksi sputum, riwayat pneumoni berulang , episode batuk hilang timbul.
  •  Keamanan. ; riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat / factor lingkungan.
  •  Seksualitas. ; penurunan libido.
  •  Interaksi social ; hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, penyakit lama.
Prioritas Keperawatan.
  1.  Mempertahankan patensi jalan nafas
  2.  Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas.
  3.  Meningkatkan masukan nutrisi
  4.  Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi
  5.  Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan program pengobatan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL.

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronchus spsame, peningkatan produksi secret, kelemahan
 Kriteria hasal :
  • Pertahankan jalan nafasa paten dengan bunyi nafas bersih
  •  Menunjukkan perilaku batuk efektif dan mengeluarkan secret
 Intervensi
  •  Auskultasi bunyi nafas catat adanya bunyi nafas, kaji dan pantau suara pernafasan
  • Catat adanya atau derajat dispneu, gelisa, ansietas dan distress pernafasan
  • Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur
  • Bantu latihan nafas abdomen atau bibir
  • Observasi karakteristik batuk
  • Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml per hari sesuai toleransi jantung.
  • Memberikan obat sesuai dengan indikasi
Rasional :
  • Untuk mengetahui adanya obstruksi jalan nafas, tachipneu merupakan derajat yan ditemukan adanya proses infeksi akut.
  • Disfungsi pernafasan merupakan tahap proses kronis yang yang dapat menimbulkan infeksi atau reaksi alergi.
  • Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
  • Memberikan pasien berbagao cara untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara.
  • Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif khususnya bila pasien lansia, sakit akut, atau kelemahan.
  • Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret , mempermudah pengeluaran
  • Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal, menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa.
2. Diagnosa keperawatan : Pertukaran gas, kerusakan berhubungan dengan gangguan suplai oksigen , kerusakan alveoli .

Kriteria hasil
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan adekuat,berpartisipasi dalam program pengobatan.

Intervensi
  • Kaji frekwensi,kedalaman pernapasan
  • Tinggikan kepala tempat tidur
  • Auskultasi bunyi nafas catat area penurunan aliran udara ,bunyi tambahan
  • Palpasi primitus
  • Awasi tanda vital dan irama jantung
Rasional :
  • Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan atau kronisnya penyakit
  • Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolap jalan napas
  • Bunyi nafas redup karena penurunan aliran udara ,mengi ; indikasi spasme bronchus / tertahannya sekret, Krekels basah menyebar menujukkan cairan pada dekompensasi jantung.
  • Penurunan getarn fibrasi diduga adanya pengumpulan cairan atau udara terjebak
  • Tachikardia ,disritmia, perubahan tekanan darah dapat menujukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
3. Diagnosa keperawatan : Nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispneu, kelemahan, anoreksia, mual muntah.

Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan berat badan mempertahankan berat badan
Intervensi :
  •  Kaji kebiasaan diit ,catat derajat kesulitan makan
  • Auskultasi bunyi usus 
  •  Hindari makan yang mengandung gas.dan minuman karbonat
  •  Hindari makan yang sangat panas dan dingin
  • Timbang berat badan sesuai indikasi
  • Kolaborasi dengan ahli gizi / nutrisi.
Rasional :
  • Pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dispneu, produksi sputum.
  • Penurunan atau hipoaktif bising usus menunjukkan motilitas gaster dan kostipasi yang berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan aktivitas dan hipoksemia.
  • Dapat menghasilakan distensi abdomen yang menganggu nafas abdomen dan gerakan diagframa yang dapat meningkatan dispnea.
  • Suhu ekstrim dapat mencetuskan / meningkatkan spasme batuk
  • Berguna untuk menetukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
  • Metode makan dan kebutuhan dengan upaya kalori didasarkan pada kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal pasien /penggunaan energi
4. Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi

Kriteria hasil :
  • Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
  • Menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman.
Intervensi :
  •  Awasi suhu
  •  Observasi warna ,bau sputum
  • Dorong kesimbangan antara aktivitas dan istirahat.
  • Diskusi masukan nutrisi adekuat.
  • Kolaborasi pemeriksaan sputum.
Rasional :
  • Demam dapat terjadi karena infeksi dan atau dehidrasi.
  • Sekret berbau, kuning atau kehijauan menujukkan adanya infeksi paru.
  • Menurunkan konsumsi / kebutuhan kesimbangan oksigen dan memperbaiki pertahan pasien terhadapa infeksi, peningkatan penyembuhan .
  • Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi..
  • Dilakukan untuk mengidentifikasi organisme penyebab dan kerentanan terhadap anti microbial
5. Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakitnya.
Kriteria hasil :
Nyatakan atau pemahaman kondisi atau proses penyakit.

Intervensi :
  • Jelaskan proses penyakit individu.
  • Berikan latihan atau batuk efektif
  • Kaji efek bahaya merokok dan nasehatkan untuk menghentikan rokok.
  • Diskusi pentingnya mengikuti perawatan medik ( Foto Thoraks dan kultur sputum )
  •  Kaji kebutuhan / dosis oksigen untuk pasien
Rasional :
  • Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan
  • Pernafasan bibir dan nafas abdomen / diagframatik menguatkan otot pernafasan, membantu meminimalkan kolaps jalan nafas.
  • Penghentian merokok dapat menghambat kemajuan PPOM
  • Pengawasan proses penyakit untuk membuata program therapy
  • Menurunkan resiko kesalahan penggunaan oksigen dan komplikasi lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
  • Hudak & Gallo, ( 1997 ), Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic, EGC, Jakarta
  • Diana C. Baughman, ( 2000 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta.
  • Marilyn E. Doengoes, (2000 ), Rencana asuhan keperawatan, pendekatan untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien., EGC, Jakarta.
  • Ngastiyah, ( 1997 ), Perawatan anak sakit , EGC, Jakarta

Untuk  mendownload file laporan pendahuluan empiema telah kami sediakan link download dalam dua format Pdf dan Doc sebagai berikut
  • Laporan Pendahuluan Empiema dalam format Pdf (Download)
  • Laporan Pendahuluan Empiema dalam format Doc (Download)

Terima Kasih telah membaca ataupun mendownload file Lapoiran Pendahuluan Empiema semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam mengerjakan tugasnya.

0 Response to "Laporan Pendahuluan Empiema (Pus) Lengkap Download dalam Format Pdf dan Doc"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel