-->

Laporan Pendahuluan / LP CA Mammae ( Kanker Payudara) Lengkap Download Pdf dan Doc

Tidak henti-hentinya kami untuk berbagi sebuah artikel kali ini kami menulis tentang contoh laporan pendahuluan / LP Ca Mammae / Kanker payudara yang lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru disertai konsep Asuhan keperawatan dengan tujuan untuk membantu teman-teman dimana pun berada dalam proses Praktik Asuhan keperawatan / Askep.
LP Askep/ Makalah Penyakit Kanker payudara / Ca Mammae telah kami sediakan link download dalam dua format Pdf dan Doc pada akhir artikel dibawah ini.

Definisi
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik DNA seluler (Smeltzer, 2002: 317). Menurut Sabiston (1995: 385) kanker payudara adalah neoplasma spesifik tempat yang terlazim pada wanita dan merupakan sebab utama kematian akibat kanker dalam wanita berusia 40-44 tahun. Kenker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif dan destruktif dan dapat bermetastase (FKUI, 1995: 356).

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)

Etiologi
Etiologi kanker payudara dari beberapa sumber:

Menurut Sabiston (1995: 386) adalah:

  1. Pengaruh diit.
  2. Kanker majemuk.
  3. Faktor genetik.
  4. Pengaruh hormon.
  5. Penyakit proliferasi dan hiperplasi atipik.
  6. Radiasi ionisasi.
Menurut FKUI (1995: 344)
Faktor penyebab kanker payudara adalah:

  1. Konstitusi genetik.
  2. Pengaruh hormon.
  3. Virogen.
  4. Makanan (terutama yang banyak mengandung lemak).
  5. Radiasi daerah dada.


Sedangkan faktor risiko tinggi kanker payudara:

  1. Umur > 30 tahun.
  2. Anak pertama lahir pada usia ibu > 35 tahun.
  3. Tidak kawin.
  4. Menarche < 12 tahun.
  5. Menopause terlambat > 55 tahun.
  6. Pernah operasi tumor jinak payudara.
  7. Mendapat terapi hormon yang lama.
  8. Adanya kanker payudara kontralateral.
  9. Operasi ginekologi.
  10. Radiasi dada.
  11. Riwayat keluarga.


Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Fathway Ca Mammae
Laporan Pendahuluan / LP CA Mammae ( Kanker Payudara) Lengkap Download Pdf dan Doc

Untuk mendownload File Fathway Ca Mammae klik Disini

Stadium Ca  Mamae / kanker payu darah

Kanker payudara dibagi dalam tahap-tahap berdasarkan TNM (Tumor, Nodus, Metastasis). Pentahapan tersebut mencakup mengklasifikasikan kanker
payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Tahap kanker payudara yaitu:
Tahap 0
Tahap 1
Tahap II A


Tahap II B

Tahap III A




Tahap III B

Tahap IV
Tis
T1
T0
T1
T2
T2
T3
T0
T1
T2
T3
T3
T4
Sembarang T
Sembarang T
N0
N0
N1
N1
N0
N1
N1
N2
N2
N2
N1
N2
Sembarang N
N3
Sembarang N
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
Tumor primer (T)
T0: tidak ada bukti tumor primer
Tis: karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular in situ, atau penyakit paget’s puting susu dengan atau tanpa tumor.
T1: tumor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya.
T2: tumor > 2 cm tapi tidak 75 cm dalam dimensi terbesarnya.
T3: tumor > 5 cm tapi tidak 75 cm dalam dimensi terbesarnya.
T4: tumor sembarang ukuran degan arah perluasan ke dinding dada dan kulit.
Nodus limfe regional (N)
N0: tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1: melatastase ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (S) yang dapat digerakkan
N2: melatastase ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (S) terfiksasi pada satu sama lain atau pada struktur lainnya.
N3: melatastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral
Metastase jauh (M)
M0: tidak ada melatastase yang jauh.
M1: melatastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supakalvikular ipsilateral).

Stadium 

  1. Stadium 0 : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam payudara yang normal
  2. Stadium I : tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara
  3. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
  4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
  5. Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama lain.
  6. Stadium IIIb : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau dinding dada.
  7. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada.

Pemeriksaan Penunjang

  1. Pemeriksaan mammografi.
  2. Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
  3. Pemeriksaan biopsi.
  4. Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
  5. Ultra sonound.
  6. Untuk membedakan antara kista dan tumor.
  7. Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati, biopsi hati dapat digunakan sebagai deteksi penyebar kanker buah dada.
  8. Tes hurmanal receptor assay.
  9. Dipergunakan untuk mengetahui apakah tumor tergantung pada estrogen atau progesteron.


Penatalaksanaan

1. Pembedahan

a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

Komplikasi

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:

  1. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
  2. gangguan neuro varkuler
  3. Faktor patologi
  4. Fibrosis payudara
  5. kematian

Asuhan Keperawatan Ca Mammae


Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

4. Pemeriksaan Fisik

  • Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
  • Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
  • Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
  • elinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
  • Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
  • Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
  • Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
  • Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
  • Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
  • Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.


5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.

d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.

h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.

i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.

j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.

k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.


Pemeriksaan Diagnostik


  1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
  2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
  3. Penanda tumor.
  4. Mammografi
  5. sinar X dada

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

a. Ditandai dengan :

DS :

  • Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar kekanan

DO :
  • Klien nampak meringis
  • Klien nampak sesak
  • Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri


b. Tujuan :
Nyeri teratasi

c. Kriteria Hasil :

  1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
  2. Nyeri tekan tidak ada
  3. Ekspresi wajah tenang
  4. Luka sembuh dengan baik

d. Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.

3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.

5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

a. Ditandai dengan :

DS :

  • Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
  • Klien mengeluh badan terasa lemah.
  • Klien tidak mau banyak bergerak.

DO :

  • Klien tampak takut bergerak.

b. Tujuan : Klien dapat beraktivitas

c. Kriteria Hasil :

  1. Klien dapat beraktivitas sehari-hari.
  2. Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

d. Intervensi :

1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.

2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.

3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
a. Ditandai dengan :

DS :

  • Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
  • Ekspresi wajah tampak murung.
  • Tidak mau melihat tubuhnya.

DO :

  • Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.


b. Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.

c. Kriteria Hasil :

  1. Klien tampak tenang
  2. Mau berpartisipasi dalam program

d. Intervensi :

1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.

2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.

3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.

4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
a. Ditandai dengan :

DS :

  • Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinyaØ

DO :

  • Klien jarang bicara dengan pasien lain
  • Klien nampak murung.

b. Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.

c. Kriteria Hasil :

  1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
  2. Klien dapat menerima efek pembedahan.

d. Intervensi :

1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah

2) Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.

3) Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.

4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
a. Ditandai dengan :

DS :

  • Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.Ø

DO :

  • Adanya balutan pada luka operasi.
  • Terpasang drainase
  • Warna drainase merah mudaØ

b. Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

c. Kriteria Hasil :

  1. Tidak ada tanda – tanda infeksi.
  2. Luka dapat sembuh dengan sempurna.

d. Intervensi :

1) Kaji adanya tanda – tanda infeksi
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.

3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.

4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

a. Ditandai dengan :

DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

DO : Ekspresi wajah murung/bingung.

b. Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.


c. Kriteria Hasil :

  1. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
  2. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.


d. Intervensi :

1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.

2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.

3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.

4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.

5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
a. Ditandai dengan :

DS :

  • Klien mengeluh nafsu makan menurun.
  • Klien mengeluh lemah.

DO :

  • Setengah porsi makan tidak dihabiskan
  • Klien nampak lemah.
  • Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
  • Hb 10,7 gr %.


b. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

c. Kriteria Hasil :

  1. Nafsu makan meningkat
  2. Klien tidak lemah
  3. Hb normal (12 – 14 gr/dl)

d. Intervensi :

1) Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.

2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.

3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.

4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.

5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.



Daftar Pustaka


Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Untuk mendownload file LP CA Mammae / Kanker Payudara telah kami sediakan link dalam dua format Pdf dan Doc dibawah ini:



Terima kasih banyak sudah membaca dan mendownload  artikel LP CA Mammae / Kanker payudara semoga bisa menjadi referensi dan bermanfaat.
Salam Cinta Sehat....

0 Response to "Laporan Pendahuluan / LP CA Mammae ( Kanker Payudara) Lengkap Download Pdf dan Doc"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel