-->

Anemia (Kekurangan Sel darah merah): Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda dan Gejala, Komplikasi, Pengobatan Anemia -Cinta sehat

Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan tips kesehatan yamg mengenai penyakit Anemia, Anemia merupakan penyakit yang kekurang sel darah merah baik kuantitis HB ataupun volume sel  darah merah.

Untuk mencegah penyakit anemia/ kekurang sel darah merah kami telah menulis dengan lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru di muali dari pengertian anemia, penyebab anemia, patofisologi, pathway anemia, tandan dan gejala anemia dan  pengobatan anemia.
1. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau jumlah erytrosit lebih rendah dari normal” (Jumiarni, 1992 : 112).
adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah” (Price, A, Sylvia, 1994 :

Anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat” (Nelson, 2000 : 1680)
5 gr%.Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit dalam darah kurang dari normal. Dikatakan anemia grafis apabila Hb

Tingkatan anemia pada anak dibagi menjadi 3 yaitu :

  1. Anemia ringan : kadar Hb antara 8 – 10 gr%
  2. Anemia Sedang : kadar Hb antara 5 – 8 gr%
  3. Anemia Berat : kadar Hb adalah< 5 gr%

Sedangkan kadar Hb normal :

  1. Laki-laki : 15 gr% - 18 gr%
  2. Perempuan : 12 gr% - 16 gr%
  3. Bayi baru lahir : 18 gr%
  4. Bayi umur 2 tahun : 11 gr%


2. Penyebab

Tergantung dari jenis anemianya antara lain :
1. Anemia Micrositik Hipokrom

a. Anemia Defisiensi Besi
Disebabkan :

  • asupan besi dalam makanan kurang
  • perdarahan kronik
  • gangguan absorbsi sedangkan kebutuhan meningkat
  • pada anak-anak karena besi dalam susu dan makanan berkurang

b. Anemia Penyakit Kronik
Disebabkan :

  • penyakit-penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, infeksi paru dan lain-lain
  • Infeksi kronik seperti artrisis keumatia dan neoplasma

2. Anemia Macrositik (Anemia Megaloblastik)
a. Anemia Defisiensi Vitamin B12

Disebabkan oleh faktor :

  • Intrinsik: Karena gangguan absorbsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun
  • Ekstrinsik: Karena kekurangan masukan vitamin B12

b. Anemia Defisiensi Asam Folat
Disebabkan : 

  • asupan asam folat dalam makanan kurang
  • masa absorbsi asam folat
  • kebutuhan asam folat meningkat
  • eksresi asam folat lebih dalam urine
  • obat-obatan anti konvulsan dan sitostatik tertent

3. Anemia karena Perdarahan
Disebabkan : 

  • perdarahan akibat persalinan
  • perdarahan menahun seperti pada penyakit cacingan dan sebagainya

4. Anemia Hemolitik
Disebabkan 2 faktor :

  • Faktor Intrinsik

a. Kelainan membran seperti sterositosis heriditer.
b. Kelainan glikolisis seperti defisiensi piruvat kinase.
c. Kelainan enzim seperti defisiensi GG PD.
d. Hemoglobinopati seperti anemia sel sabit.

  • Ekstrinsik

a. Gangguan sistem imun
b. Mikroargiopati seperti NID
c. Infeksi seperti akibat plasmodium
d. Hipersplenisme
e. Luka bakar

5. Anemia Aplastik
Disebabkan 2 faktor :

  • Faktor Kongenital: Karena kelainan bawaan seperti sindrom fanconi disertai microsefali strabismus, anomali jari.
  • Faktor yang didapat :

a. Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa Pb.
b. Obat-obatan : kloramfenikal, mesantoin, piri benzamin.
c. Radiasi
d. Faktor individu : alergi terhadap obat
e. Infeksi, keganasan, gangguan endokrin

3. Patofisiologi

1. Anemia Defisiensi Besi
Jika besi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh kurang dapat menyebabkan pembuluh sel darah merah menurun melalui 3 tingkatan :

  • Defisiensi besi merupakan permukaan kekurangan Fe dimana cadangan besi dalam tubuh berkurang atau +’ ada, tetapi besi dalam plasma darah normal, Hb dan Ht normal.
  • Defisiensi besi tanpa anemia yaitu cadangan besi dan besi diit plasma kurang tapi Hb normal.
  • Anemia defisiensi besi bila cadangan besi dalam plasma dan hemoglobin berkurang dari normal

2. Anemia Penyakit Kronis
Penyakit kronis menyebabkan RES hiperaktif, dengan adanya RES yang diperaktif menyebabkan destruksi erytrosit sehingga sel darah merah akan menurun dan menjadi anemia.

3. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12 dan asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis RNA dan DNA yang penting untuk metabolisme inti sel dan pematangan sel darah merah karena asupan vitamin B12 dan asam folat berkurang maka proses pematangan sel darah merah terganggu dan jumlah erytrosit menurun.

4. Anemia karena Perdarahan
30% menimbulkan hipovolumia dan hipoksia.Kehilangan darah mendadak akan menyebabkan sel darah merah berkurang, maka dapat terjadi reflek cardiovaskuler yang fisiologis berupa konstruksi arterial, pengurangan aliran darah ke organ vital kehilangan darah mendadak

5. Anemia Hemolitik
Kelainan membran (faktor intrinsik), gangguan imun (faktor ekstrinsik) menyebabkan penghancuran sel darah merah dalam pembuluh darah, sehingga umur erytrosit menjadi pendek, bila sum-sum tulang tidak mampu mengatasi karena usia sel darah merah yang pendek. Dengan usia sel darah merah yang pendek menyebabkan pengurangan jumlah sel darah merah.

6. Anemia Aplastik
Faktor kongenital dan faktor yang didapat menyebabkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang sehingga pembentukan sel hemopoetik (eritropoetik, aranulopoetik, tromboroetik) yang merangsang pematangan sel darah merah terhenti, sehingga sel darah tepi berkurang sehingga menyebabkan sel darah merah mengalami penurunan.
30% dengan mendadak menyebabkan hipovolemia dan hapoksemia.Anemia dapat menyebabkan oksigen dalam jaringan berkurang karena sel darah merah yang berfungsi mengantar oksigen dalam jaringan berkurang, sehingga klien terlihat pucat, cepat lelah, apabila kehilangan darah

Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui 5 cara :

  • Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena dengan ini dapat menambah pengiriman O2 ke jaringan oleh sel darah merah.
  • Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin.
  • Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan.
  • Redistribusi aliran darah ke organ vital.

4. Pathway Anemia




5. Manifestasi Klinis
Secara umum tanda dari anemia adalah :

  • cepat lelah - palpitasi
  • takikardi - takipnea pada latihan fisik

1. Anemia Defisiensi Besi
Manifestasi klinis :

  • cepat lelah
  • takikardi
  • palpitasi
  • takipnea pada latihan fisik
  • perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah halus

2. Anemia Penyakit Kronik
Kebanyakan tidak menunjukkan gejala.

3. Defisiensi ¬Vitamin B12 dan Asam Folat

  • anorexia
  • diare
  • dispepsia
  • lidah licin
  • pucat
  • gangguan neurologis dimulai dengan parestesia kemudian gangguan keseimbangan.

Pada kasus berat terjadi perubahan fungsi cerebral, dimensia, dan perubahan neuro psikiatrik lain.

4. Anemia karena Perdarahan
a. Kehilangan darah sebanyak 12 – 15% manifestasi klinis :

  • pucat
  • transpirasi
  • takikardi
  • tekanan darah normal atau turun

b. Kehilangan darah 15 – 20%

  • tekanan darah menurun
  • renjatan yang reversibel

20%>c. Kehilangan darah
Menimbulkan renjatan irreversibel dan kematian.

5. Anemia Hemolitik
Gejala bervariasi dari ringan sampai berat.
Klien mengeluh fatigue bersamaan dengan angina atau gagal jantung kongestif. Pada pemeriksaan fisik didapat ikterus dan splenomegali.

6. Anemia Aplastik

  • pucat
  • lemah, demam
  • purpura dan perdarahan

6.Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:

  1. gagal jantung,
  2. kejang.
  3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
  4. Daya konsentrasi menurun
  5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
  6. Pemeriksaan Laboratorium

1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum

3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:

  • Transplantasi sumsum tulang
  • Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG

2. Anemia pada penyakit ginjal

  • Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
  • Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb

4. Anemia pada defisiensi besi

  • Dicari penyebab defisiensi besi
  • Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.

5. Anemia megaloblastik

  • Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
  • Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
  • Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.



Daftar Pustaka

1. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.

2. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.
3. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.

4. ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo / nurse / leucemia / htm.


terimah kasih sudah mengunjungi blog kami semoga bermanfaat..
Salam Cinta Sehat....

0 Response to "Anemia (Kekurangan Sel darah merah): Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda dan Gejala, Komplikasi, Pengobatan Anemia -Cinta sehat"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel