-->

Sinusitis: Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda Dan Gejala, Pencegahan, Pengobatan, Jenis-jenis sinusitis, Komplikasi dan Pemeriksaan-Cinta Sehat

Masih masalah Tips Kesehatan kali ini kami akan membagikan tentang Penyakit Sinusitis. Sinusitis merupakan radang pada rongga hidung yang di sebabkan oleh bakteri ataupun virus.

Artikel Pencegahan dan pengobatan Penyakit Sinusitis ini telah kami buat dengan sangat lengkap dan dari  berbagai sumber referensi terbaru di mulai dari Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda Dan Gejala, Pencegahan, Pengobatan, Jenis-jenis sinusitis, Komplikasi dan Pemeriksaan di laboratorium.

DEFINISI 

Sinusitis adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.

Sinusitis adalah radang pada rongga hidung (A.K Muda Ahmad.2003)

Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid,sinusitis frontal, dan sinusitis sphenoid (Soepardi 2001)

Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung, dapat berupasinusitis maksilaris atau frontalis sinusitis dapat berlangsung akutmaupun kronik. Dapat mengenai anak yang sudah besar. Pada sinusitisparanasal sudah berkembang pada anak umur 6-11tahun.


ETIOLOGI /PENYEBAB

a. Rinogen

Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :

  • Rinitis Akut (influenza)
  • Polip, septum deviasi

b. Dentogen

Penjalaran infeksidari gigi geraham atas

Kuman penyebab :

  • Streptococcus pneumoniae
  • Hamophilus influenza
  • Steptococcus viridans
  • Staphylococcus aureus
  • Branchamella catarhatis

Pada Sinusitis Akut, yaitu:

a. Infeksi virus. Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus,
Influenza virus, dan Parainfluenza virus).

b. Bakteri

Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.

c. Infeksi jamur. Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur Aspergillus.

d. Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor.

e. Septum nasi yang bengkok.

f. Tonsilitis yg kronik

2. Pada Sinusitis Kronik, yaitu:

a. Sinusitis akut yang sering kambuh atau tidak sembuh.

b. Alergi

c. Karies dentis ( gigi geraham atas )

d. Septum nasi yang bengkok sehingga menggagu aliran mucosa.

e. Benda asing di hidung dan sinus paranasal

f. Tumor di hidung dan sinus paranasal.


PATOFISIOLOGI

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostiumostium sinus dan lancarnya klirensmukosiliar (mucociliarry clearance) di dalam KOM (kompleks osteomeatal). Mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara pernapasan.
Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi edema mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula serous. Kondisi ini bisa dianggap sebagai rinosinusitis non-nacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan. Bila kondisi ini menetap, sekret yang berkumpul didalam sinus merupakan media baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Sekret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bakterial dan memerlukan terapi antibiotik. Jika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor presdiposisi, inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang. Mukosa makin membengkan dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.


Sinustis bisa disebabkan juga oleh kerusakan gigi yang disebut dengan sinusitis dentogen. Sinusitis dentogen merupakan salah satu penyebab penting sinusitis kronik. Dasar sinus maksila adalah prosesus alveolaris tempat akar gigi rahang atas, sehingga rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi, bahkan kadang-kadang tanpa tulang pembatas. Infeksi gigi rahang atas seperti infeksi apikal akar gigi atau inflamasi jaringan periodontal muah menyebar secara langsung ke sinus atau melalui pembulu darah dan limfe (Endang mangunkusumo, 2007).


PATHWAY SINUSITIS





KLASIFIKASI


Secara klinis, sinusitis dapat dikategorikan sebagai:

  1. Sinusitis akut (bila gejalanya berlangsung beberapa hari sampai 4 minggu). Macam-macam sinusitis akut : sinusitis maksila akut, sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.
  2. Sinusitis subakut (bila berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan).
  3. Sinusitis kronis (bila berlangsung lebih dari 3 bulan), ( Adams, 2007)

TANDA DAN GEJALA

Berdasarkan manifestasi klinis menurut Adams (1997 hal 241) sinusitis dapat dibagi dua yaitu :

1. Sinusitis Akut

a. Sinus Maksilaris : Gejalanya berupa demam, malaise, dan nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian analgetik biasa seperti aspirin. Wajah terasa bengkak, penuh dan gigi terasa nyeri pada gerakan kepala mendadak, dan sering kali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk juga terkadang berbau busuk.

b. Sinusitis etmoidalis : Gejalanya berupa nyeri dan nyeri tekan di antara kedua mata dan diatas jembatan hidung, drainase dan sumbatan hidung.

c. Sinusitis Frontalis : Gejalanya berupa nyeri kepala yang khas berlokasi diatas alis dan biasa pada pagi hari dan memburuk pada tengah hari kemudian perlahan-lahan sampai menjelang malam.

d. Sinusitis Sfenoidalis : Gejalanya berupa nyeri kepala yang mengarah ke verteks kranium.

2. Sinusitis Kronik. Gejala sinusitis kronik tidak jelas. Selama eksaserbasi akut, gejala-gejala mirip dengan gejala sinusitis akut namun diluar masa itu gejala berupa suatu perasaan penuh pada wajah dan hidung, dan hipersekresi yang sering kali mukopurulen.


GEJALA KLINIS :

a. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah

b. Nyeri :

  • Pipi : biasanya unilateral
  • Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
  • Gigi (geraham atas) homolateral.

c. Hidung :

  • buntu homolateral
  • Suara bindeng.

CARA PEMERIKSAAN

a. Rinoskopi anterior :

  • Mukosa merah
  • Mukosa bengkak
  • Mukopus di meatus medius.

b. Rinoskopi postorior

  • mukopus nasofaring.

c. Nyeri tekan pipi yang sakit.

d. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.

e. X Foto sinus paranasalis

  • Kesuraman
  • Gambaran “airfluidlevel”
  • Penebalan mukosa

PENATALAKSANAAN

a. Drainage

  • Medical :

Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg

  • Surgikal : irigasi sinus maksilaris.

b. antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :

  • ampisilin 4 X 500 mg
  • amoksilin 3 x 500 mg
  • Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
  • Diksisiklin 100 mg/hari.

c. Simtomatik

  • parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.

d. Untuk kromis adalah :

  • Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
  • Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
  • Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)


KOMPLIKASI

  • Komplikais sinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukannya antibiotic. Komplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronik dengan eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbita atau intracranial.
  • Kelainan orbita disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata (orbita). Yang paling sering adalah sinusitis etmoid, kemudian
  • sinusitis frontal dan maksila. Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. Kelainan yang dapat timbul ialah edema palpebra, selulitis orbita, asbes subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi thrombosis sinus kavernosus. Kelainan Intrakranial. Dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses otak dan thrombosis sinus kavernosus.
  • Komplikasi juga dapat terjadi padasinusitis kronis berupa: Osteomielitis dan absessuberiostal. Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi.
  • Kelainan paru, seperti bronchitis kronik dan bronkiektasis. Adanya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sinobronkitis. Selain itu dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronchial yang sukar dihilangkan sebalum sinusitisnya disembuhkan.





DAFTAR PUSTAKA



Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000

Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman diagnosis dan Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, Surabaya

Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta


0 Response to "Sinusitis: Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda Dan Gejala, Pencegahan, Pengobatan, Jenis-jenis sinusitis, Komplikasi dan Pemeriksaan-Cinta Sehat"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel