-->

Ciri-Ciri Penyakit Parkinson / Kaku Otot Lengkap dengan Pengertian,Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Jenis, Tanda dan Gejala, Komplikasi

Tidak henti-hentinya kami membagikan suatu artikel tentang penyakit ataupun kesehatan kali ini kami akan memberikan cari-ciri atau tanda dan gejala penyakit parkinson. Perkainson merupakan ganguan pada otak belakang atau saraf belakang dan gangguan pada otot -otot diseluruh tubuh sehingga penderita akan sulit bergerak sehingga akan terganggu mobilisasinya karena otot yang begitu kaku.

Pada makalah Atau tips sehat pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit parkinson telah kami jelaskan dari mulai pengertian, penyabab, Patofisiologi, Pathway, jenis-jenis, pengobatan, pencegahan, dan komplikasi. kami membagikan pencegahan dan pengobatan penyakit parkinson untuk membantu teman -teman yang mungkin keluarga ataupun tetangga yang sedang menderita penyakit parkinson untuk bisa mengenal lebih dini atau lebih banyak terhadap penykit parkinson sehingga bisa melakukan tindakan yang terbaik dalam proses pencegahan atupun pengobatan.

Pengertian

Penyakit Parkinson adalah gangguan otak progresif yang ditandai oleh degenerasi neuron-neuron penghasil dopamin yang terletak dalam hemisper serebrum di suatu bagian yang disebut ganglion basal.

Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif yang mengenai pusat otak yang bertangung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan (Muttaqin,2011).

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/ sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency) (Harsono, 2009).


Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang progresif yang berdampak terhadap respon mesenfalon atau pergerakan regulasi. Penyakit ini bersifat lambat yang menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan onset 50-60 tahun.


Etiologi

Penyebab penyakit parkinson termasuk virus, toksik vaskuler dan etiologi genetik, dan juga faktor-faktor yang tidak diketahui gejalanya yang karakteristik juga dijumpai pada pasien arteriosclerosis, yang menyebabkan oleh sebagian kalangan diyakini bahwa arteriosclerosis merupakan juga faktor penyebab. Sindrom parkinson yang disebabkan oleh obat bisa juga terjadi yaitu obat yang mempengaruhi sintesa atau mempengaruhi reseptor.


striatal dopamin. Obat-obat tersebut adalah:

  1. Reserpine (serpasil)
  2. Phenithiszines
  3. Butjrophenones (contoh: haloperidol)


Patofisiologi

Secara tepat kelainan di batang otak, yaitu di subtansia nigra mesensefalon sebagai substrat penyakit parkinson. Pemeriksaan makroskopik memperlihatkan daerah yang pucat (depigmentasi) pada pars kompakta substansia nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel neuromelanin yang menghasilkan dopamin pada penyakit parkinson. Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya badan-badan lewy yang merupakan incrusion body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ke tepi juga terlihat dekstruksi sel dengan fagositosis sisa sel dan pigmen, serta sel-sel yang masih ada akan menciut dan bervakuola.

Penderita penyakit ini biasanya dimulai pada usia 10 - 60 tahun. Faktor genetik mungkin mempunyai peranan penting pada beberapa keluarga, khususnya bila terdapat pada usia di bawah 40 tahun disebut parkinsonismus juvenilis.


Pathway Parkinson


Klasifikasi / Jenis

Penyakit Parkinson dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yaiti :

Tingkat I
Tingkat awal
a.       Kerusakan pada sebelah tungkai dan lengan.
b.      Sedikit kelemahan
c.       Tangan dan lengan bergetar
Tingkat II
Tingkat ringan
a.       Kerusakan pada kedua belah tungkai dan lengan.
b.      Wajah seperti berkedok.
c.       Gaya berjalan diseret dan pelan
Tingkat III
Tingkat sedang
a.       Gangguan jalan makin meningkat
Tingkat IV
Cacat berat
a.       Akinesia.
b.      Rigidity
Tingkat V
Ketergantungan penuh


Manifestasi Klinis / Tanda Dan Gejala

Secara ringkas, gejala klinis utama terdiri dari 3 gejala, yaitu:

  1. tremor
  2. regiditas
  3. akinesia

Adapun gejala lain yang dapat ditemukan antara lain:

  • gangguan saraf okulomotorius
  • krisis oligurik
  • rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri
  • hipotensi postural
  • gangguan fungsi pernafasan


Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan untuk menegakkan diagnostik pada peyakit parkinson. pemeriksaan klinis dan anamnese, serta respon pasien tentang pemakaian obat terhadap penyakit dapat memperkuat dugaan diagnosa.

Bila tidak dapat jawaban adanya dementia kronis, CT Scan memperlihatkan atropi cerebral. EEG hanya memperlihatkan sedikit kelambatan pengosongan lambung dan hipomolitas.

Terapi

1. Medikamenfosa

  • Tujuan : menghilangkan gejala
  • Dasarnya : meningkatkan transmisi neuron dopaminergik atau menurunkan transmisi neuron depaminergik atau menurunkan transmisi neuron kholinergik.
  • Caranya : mulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan bertahap, pengobatan dihentikan bila ada efek samping.
  • Obatnya :


  1. Antikholinergik → trihexilphenidil HCL
  2. Levodopa → madopar, levaside
  3. Dopamin agonis → bromokriptin
  4. Amantadin → symmentrel
  5. Antidepresi → amitriptilin

2. Fisioterapi

3. Operatif : dilakukan bila tidak ada respon dengan obat.


Penatalaksanaan Medis / Pengobatan

1. Penatalaksanaan farmakologi.

Sasaran tindakan adalah untuk meningkatkan transmisi dopamine. Teteapi obat-obatan mencakup antihistamin, antikolinergik, amantidin, levodopa, anhibitor monoamine oksidasi (MAO), dan antidepresi. Beberapa obat ini menyebabkan efek samping psikiatrik pada lansia meliputi :

a) Antihistamin.
Antihistamin mempunyai mempunyai efek sedative dan antikolinergik pusat ringan, dapat membantu dalam menghilangkan tremor.

b) Terapi antikolinergik

Agen antikolinergik (triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin mesilat) efektif untuk mengontrol tremor dan kekakuan Parkinson. Obat-obatan ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan levodopa. Agen ini menghilangkan aksi asetilkolin pada sistem saraf pusat, efek samping mencakup penglihatan kabur, wajah memerah, ruam pada wajah, konstipasi, retensi urine, dan kondusi akut. Kemudian tekanan intraocular dipantau ketat karena obat-obat ini kontra indikasi pada klien dengan glaucoma meskipun glaucoma yang diderita oleh klien hanya sedikit. Klien dengan hyperplasia prostatic dipantau terhadap adanya tanda-tanda retensi urine.

c) Amatidin hidroklorida.

Amatidin hidroksida (symmetrel), agen antivirus yang digunakan pada awal pengobatan penyakit Parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremoe dan bradikinesia. Agen ini diperkirakan bekerja melalui pelepasan dopamine dari daerah penyimpanan didalam saraf. Reaksi efek samping terdiri atas gangguan psikiatrik (perubahan perasaan hati, konfusi, halusinasi), muntah, adanya tekanan pada epigastrium, pusing dan gangguan penglihatan.

d) Terapi levodopa.
Walaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen yang palinh efektif untuk pengobatan pada penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)L, dan (MD4)-dopa menjadi dopamine pada basal ganglia. Seperti disebutka diatas dopamine dengan konsentrasi normal yang terdapat didalam sel-sel substansia nigra menjadi hilang pada klien dengan penyakit Parkinson. Gejala yang hilang juga dapat terjadi akibat kadar dopamine yang lebih tinggi akibat pemberian levodopa.

e) Inhibitor MAO

Eldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi penyakit Parkinson. Obat ini menghambat pemecahan dopamine: sehingga peningkatan jumlah dopamine tercapai, tidak seperti bentuk penyakit lain, agen ini secara nyata memperlambat kemajuan penyakit.

f) Antidepresan

Antidepresan trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga biasa terjadi pada penyakit Parkinson.

2. Penatalaksanaan pembedahan.

Meskipun banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien yang cacat tremor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat dilakukan. Walaupun pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini tidak menunjukan adanya perubahan perjalanan penyakit atau perkembangan kearah permanen. Prosedur pembedahan stereotaktik dapat dilakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.

Pendekatan lain mencakup transplantasi jaringan saraf kedalam basal ganglia dalam upaya membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien kedalam basal ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Transplantasi sel-sel saraf menggunakan jaringan fetus telah dicoba. Penelitian tentang hal ini dan pembedahan lain serta pendekatan yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan.

Pemeriksaan Penunjang

  1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium atau pencitraan yang dapat memastikan diagnosis Parkinson. Tujuan pemeriksaan tersebut untuk menyingkirkan diagnosis banding.
  2. Pemeriksaan pencitraan yang dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis Parkinson adalah Positron Emission Tomography (PET) dan Single Photon Emission CT (SPECT) tetapi tidak dianjurkan sebagai standar.


Kompilkasi

  1. Infeksi saluran perkemihan
  2. Gangguan fungsi pernafasan
  3. Gangguan okulomotorius (pandangan yang kabur)
  4. Kelelahan dan nyeri
  5. Kekurangan nutrisi
  6. Sulit BAB
  7. Dementia (pikun)
  8. Kekakuan otot tenggorokan
  9. Hipoglikemia
  10. Kematian


0 Response to "Ciri-Ciri Penyakit Parkinson / Kaku Otot Lengkap dengan Pengertian,Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Jenis, Tanda dan Gejala, Komplikasi"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel