-->

TBC Paru: Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda dan Gejala, Pengobatan, Komplikasi

Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan tips Sehat/ Makalah tentang Tuberkulosis paru / TBC Paru yang merupakan terjadi nya infeksi pada paru yang disebabkan oleh suau bakteri yang tahan asam yaitu mycobacterium tuberculosa.

Penyakit TBC paru telah kami buat dengan sangat lengkap di mulai dari Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda dan Gejala, Pengobatan, Komplikasi TBC paru. 

Kami buat artikel Penyakit TBC dengan tujuan untuk mengetahui lebih dini tanda dan gejala penyakit TBC Paru sehingga kita bisa mengatasi ataupun mencegah  penyakit TBC paru ini


Pengertian


Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ tubuh manusia seperti paru, ginjal, kelenjar getah bening, selaput jantung, selaput otak usus, dan lain-lain, tetapi yang paling banyak adalah organ paru. (Bahar,2001). Seseorang disebut penderita tuberculosis paru jika kuman M.Tuberculosis menyerang paru.

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa, yaitu suatu bakteri tahan asam. (Suriadi,2001)

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh M.Tuberculosis yang biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui nuclei droplet lewat udara. (Netina,2002).


Etiologi / Penyebab

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.


Pathofisiologi

  • Masuknya kuman .tuberculosis kedalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya kuman tuberculosis serta daya tahan tubuh.
  • Segera setelah menghirup basil tuberculosis hidup kedalam paru-paru, maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang terbatas disebut focus primer. Basil tuberculosis akan menyebar , histosit mulai mengengkut organisme tersebut ke kelenjar limfe regional melalui saluran getah bening menuju ke kelenjar regional sehingga terbentuk komplek primer dan mengadakan reaksi eksudasi terjadi sekitar 2-10 minggu pasca infeksi.
  • Bersamaan dengan terbentuknya komplek primer terjadi pula hypersensitivitas terhadap tuberkuloprotein yang dapat diketahui melalui uji tuberkuli. Masa terjadinya infeksi sampai terbentuknya kompleks primer disebut masa inkubasi.
  • Pada anak yang lesi, dalam paru dapat terjadi dimanapun terutama diperifer dekat pleura, tetapi lebih banyak terjadi di lapangan bawah paru dibanding dengan lapangan atas. Juga terdapat pembesaran kelenjar regional serta penyembuhanya mengarah kekalsifikasi dan penyebaranya lebih banyak terjadi melalui hematogen.
  • Pada reaksi radang dimana leukosit polimorfonuklear tampak pada alveoli dan memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya. Kemudian basil menyebar kelimfe dan sirkulasi. Dalam beberapa minggu limfosit T menjadi sensitive terhadap organisme TBC dan membebaskan limfokin yang merubah makrofag atau mengaktifkan makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumoni akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa nekrosis yang tertinggal, atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak dalam sel.makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkelepiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Nekrosis pada bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat, seperti keju yang disebut nekrosis kaseosa.
  • Terdapat 3 macam penyebaran secara pathogen pada tuberculosis anak ; penyebaran hematogen tersembunyi yang kemudian mungkin timbul gejala atau tanpa gejala klinis , penyebaran hematogen umum, penyebaran millier, biasanya terjadi sekaligus dan menimbulkan gejala akut, kadang-kadang kronis, penyebaran hematogen berulang.



Pathway TB Paru




Manifestasi Klinis /  Tanda dan Gejala

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:

1. Gejala respiratorik, meliputi:

a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala sistemik, meliputi:

a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.

Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.


Gejala klinis Haemoptoe:

Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut: 
1. Batuk darah

  • Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
  • Darah berbuih bercampur udara
  • Darah segar berwarna merah muda
  • Darah bersifat alkalis
  • Anemia kadang-kadang terjadi
  • Benzidin test negatif

2. Muntah darah

  • Darah dimuntahkan dengan rasa mual
  • Darah bercampur sisa makanan
  • Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
  • Darah bersifat asam
  • Anemia seriang terjadi
  • Benzidin test positif

3. Epistaksis

  • Darah menetes dari hidung
  • Batuk pelan kadang keluar
  • Darah berwarna merah segar
  • Darah bersifat alkalis
  • Anemia jarang terjadi

Komplikasi

  • Meningitis
  • Spondilitis
  • Pleuritis
  • Brokhopneumoni
  • Ateletaksis

Pemeriksaan Diagnostik

  • Tes tuberculin : reaksi tes positif ( Diameter = 5) menunjukan adanta infeksi primer
  • Radiologi : terdapat kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran, pembesaran kelenjar paratrakheal, penyebaran millier, penyebaran bronkogen, pleuritis dengan efusi.
  • Kultur sputum : ditemukan basil tuberculosis.
  • Patologi Anatomi : dilakukan pada kelenjar getah bening, hepar pleura, peritoneum, kulit ditemukan tuberkel dan basil tahan asam.
  • Uji BCG : reaksi positif jika setelah mendapat suntikan BCG langsung terdapat reaksi lokalyang besar dalam waktu kurang dari 8 hari setelah penyuntikan.
  • Infeksi TB : hanya diperlihatkan oleh skin tes tuberculin positif.
  • Penyakit TB : gambaran radiology positif, kultur sputum positif, dan adanya gejala-gejala penyakit.

Penatalaksanaan / Pengobatan

  1. Nutrisi adekuat
  2. Medik


  • INH
  • Rifampicin
  • Pyrazinamid
  • Streptomycin injeksi
  • Pyrazinamid
  • Ethambutol
  • Kortikosteroid

    3.Pembedahan, jika kemotherapi tidak berhasil
    4.Pencegahan; menghindari kontak dengan yang terinfeksi basil tuberculosis, mempertahankan status kesehatanya , pemberian imunisasi BCG.



Daftar Pustaka


Bahar asril. Tuberculosis Paru. Balai penerbit FKUI. Jakarta. 2001

Nettina SM Lippincont. Pocket Manual of Nursing Practice. ECG. Jakarta. 2001

Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta. 1997

Suriadi, Yuliani Rita. Asuhan Keperawatan Pada Anak. CV. Agung Seto. Jakarta. 2001

0 Response to "TBC Paru: Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Pathway, Tanda dan Gejala, Pengobatan, Komplikasi"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel