-->

Laporan Pendahuluan / LP Antenatal Care / ANC Lengkap Download Format Pdf dan Doc

Pada Kesempatan kali ini kami akan membagikan suatu artikel tentang Laporan Pendahuluan / LP Antenatal Care / ANC yang merupakan Kontrol atau pegawasan sebelum persalinan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan calon bayi di dalam rahim.

LP / Makalah Antenalatal Care / Anc telah kami buat dengan sangat lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru denagan tujuan untuk membatu teman-teman dimanapun berada yang sedang melaksakan tugas Praktik asuhan keperawatan / askep di suatu intitusi atau di tempat kerja.

LP Askep Antenatal Care / Anc telah kami sediakan link Download dalam dua format Pdf dan Doc  pada akhir artikel ini


Antenatal Care (ANC)

Pengertian:

Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010; 110)

Dalam sumber lain disebutkan bahwa pelayanan antenatal ialah suatu upaya untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi obstetrik dideteksi sedini mungkin dan ditangani secara memadai.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas Puskesmas.

Tujuan Antenatal care / ANC

Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu:

  1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
  3. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
  4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin
  5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.
  7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
  8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin

Standar Minimal Pelayanan antenatal Care ( ANC)

Standar minimal asuhan antenatal care (10 T), yaitu sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :

  • Timbang berat badan dan pengukuran berat badan

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan massa tubuh (BMI: Body Mass Index) di mana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm.

  • Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi.

  • Ukur tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.

  • Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Imunisasi TT 0,5 cc
Antigen Interval (Selang Waktu Minimal) Lama Perlindungan % Perlindungan
Antigen
Interval (Selang Waktu Minimal)
Lama Perlindungan
% Perlindungan
TT 1
Pada kunjungan antenatal pertama
-
-
TT2
4 minggu setelah TT1
3 tahun*
80
TT3
6 bulan setelah TT2
5 tahun
95
TT4
1 tahun setelah TT3
10 tahun
99
TT5
1 tahun setelah TT4
25 tahun
99

Keterangan :
* artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum).



  • Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
  • Tes terhadap penyakit menular seksual: Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS.

  • Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ

Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:

a. Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit
b. Takikardi ringan : antara 160-180x/menit
c. Normal: antara 120-160x/menit
d. Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
e. Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
f. Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit

  • Tetapkan status gizi

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LiLA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Cara melakukan pengukuran LILA :

a. Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran
b. Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Baca menurut tanda panah
c. Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LiLA.
9) Tatalaksana kasus

  •  Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain :
g. Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.
h. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
i. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
j. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
k. Memberikan asuhan antenatal
l. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan di rumah
m. Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran.
n. Persiapan dan biaya persalinan

Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.

  1. Sel telur (ovum): Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.
  2. Sel mani (spermatozoa): Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
  3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas): Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
  4. Nidasi (implantasi ): Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium
Pathway Antenatal Care / ANC




Manefestasi Klinis / Tanda dan Gejala Kehamilan

1. Tanda presumsi

a. Subyektif

  • Amenorrhea.: Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem saraf, penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau ketegangan emosi
  • Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
  • Mual dan muntah (morning sickness): Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar progesteron, dapat disebabkan karena gangguan pada saluran cerna atau alergi. Terjadi antara minggu ke-2-6 dan menghilang pada minggu ke-12.
  • Perubahan payudara: Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae, perubahan nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.
  • Peningkatan sekresi berkemih: Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan karena pembesaran uterus menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama hamil. Dapat pula disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing, trauma dan pertumbuhan tumor vesika urinaria.
  • Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
  • Leukorea Quickening: Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22 pada primipara dan minggu ke-20 pada multipara.
b. Obyektif (probabilitas)

  • Perubahan fisiologi dan anatomi
  • Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
  • Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea nigra)
  • Perubahan payudara
  • Pembesaran abdomen
  • Perubahan rahim dan vagina

Tanda kemungkinan hamil

Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:

  1. Pembesaran rahim
  2. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas uterus ibu hamil.
  3. Kontraksi Braxton Hicks
  4. Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.
  5. Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
  6. Goodell sign : melunaknya serviks.
  7. Test kehamilan positif.

Tanda positif kehamilan (absolut)

a. Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
b. Terdengar detak jantung janin
c. Teraba bagian-bagian janin
d. Teraba gerakan janin.

Penatalaksanaan ibu hamil

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

1. Informasi yang dapat diberikan

  • Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
  • Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
  • Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
  • Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis lainnya.
  • Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.

2. Anamnesis

  • Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
  • Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
  • Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.

3. Pemeriksaan umum

Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.

4. Pemeriksaan Obstetri

Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.

5. Pemeriksaan luar

  • Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
  • Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.

Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.
Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba balotemen kepala.

  • Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
  • Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.


Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:

Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.

  • N = 13 bila kepala belum melewati PAP
  • N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
  • N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.

6. Pemeriksaan dalam


  • Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
  • Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.


7. Pemeriksaan panggul

Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.

8. Pemeriksaan laboratorium

Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.

 Frekwensi kunjungan

  • Kunjungan I (12-24 minggu): Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
  • Kunjungan II (28-32 minggu): Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam hamil), vaksin TT I
  • Kunjungan III (34 mgg): Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
  • Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg): Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan

Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

  • Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
  • Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
  • Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)

2. USG

  • Jenis kelamin
  • Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion

Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung, dan juga organ lainnya.

1. Uterus

  • Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
  • Berat : dari 30 gr – 1000 gr
  • Bentuk dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
  • Posisi :Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga perut sampai hati.
  • Serviks : menjadi lunak yang disebut tanda “boodell”

2. Indung telur (ovarium)

  • Ovulasi terhenti
  • Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya uri

3. Vagina dan vulva

  • Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan
  • Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda Chadwick”, heipervaskularisasi.


Perubahan pada organ dan sistem lainnya :

1. Sistem sirkulasi darah

  • Volume darah: Volume daran da volume plasma meningkat
  • Protein darah: Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap meningkat sampai akhir kehamilan
  • Hitung jenis dan Hb: Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
  • Nadi dan TD: TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
  • Jantung: Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri

2. Sistem pernapasan

  • Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
  • Kapasitas vital paru meningkat.
  • Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada

3. Sistem pencernaan

  • Saliva meningkat, mual dan muntah
  • Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas
  • Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness)

4. Tulang dan gigi

  • Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak
  • Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin

5. Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada :

  • Muka : cloasma gravid
  • Payudara : putting susu dan areola payudara
  • Perut : linea nigra

6. Kelenjar endokrin

  • Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
  • Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
  • Kelenjar adrenal : tidak satu berpengaruh ( - )

7. Payudara

  • Payudara bertambah besar, tegang dan berat
  • Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli
  • Bayangan vena lebih membiru
  • Kaku dip eras keluar kolostrum berwarna kuning.

8. Metabolisme

  • BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga
  • Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara. Laktasi
  • Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
  • Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
  • BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh


  1. Janin, uri, air ketuban, uterus
  2. Payudara, uri, darah, lemak, protein, retensi urine.


  • Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi


Penampilan umum

Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :

  1. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
  2. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan
  3. Untuk membantu menetapkan diagnosis

Dilakukan pada :
a. Ibu yang pertama kali datang periksa
b. Ibu yang akan melahirkan dan belum pernah memeriksakan diri.

Macam-macam pemeriksaan

  1. Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
  2. Adakah anemia, cyanosis, ikterus dan dyspnoe
  3. Keadaaan jantung dan keadaan paru
  4. Adakah oedema
  5. Tekanan darah
  6. Berat badan
  7. Pemeriksaan laboratorium
  8. Pemeriksaan semua sistem : dilakukan dengan anamneses
  9. Pemeriksaan panggul luar

Tujuan :

  • Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
  • Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
  • Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang

Pemeriksaan panggul dilakukan :

  1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
  2. Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan yang lalu
  3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada primipara

Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :

  • Distantia spinarum: Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23 – 26 cm.
  • Distantia cristarum: Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran normal : 26 – 29 cm.
  • Distantia tuburuk: Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
  • Conyugata eksterm: Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas tulang lumbal lima).
  • Lingkar panggul: Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri, kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.

Pertumbuhan janin

  1. 0 – 4 minggu: pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
  2. 4 – 8 minggu: Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak (USG).
  3. 8 – 12 minggu: mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
  4. 12 – 16 minggu: berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum menyatu.
  5. 16 – 20 minggu: quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit.
  6. 20 – 24 minggu: sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah keriput.
  7. 24 – 28 minggu: kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata – respon pernapasan.
  8. 28 – 32 minggu: mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
  9. 32 – 36 minggu: meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga, rambut.
  10. 38 – 40 minggu: batas untuk lahir, tulang tengkorak kua
Konsep Asuhan Keperawatan / Askep Antenatal care (ANC)


A. Riwayat Keperawatan

1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu), kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).

2. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri

3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid

4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.

5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.

6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.

7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.

8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif.

9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.

10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.

Pemeriksaan Diagnostik


  1. Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
  2. Usap vagina/rectal: Tes untuk neisseria gonorrhoea, Chlamydia
  3. Tes serologi: Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
  4. Skrining: Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
  5. Titer rubella: > a : ad menunjukkan imunitas
  6. Papanicoloan Smear: Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
  7. Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal).


Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.

Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang

Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.

b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.

c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.

d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan

b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang

c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.

d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.

e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.

Intervensi :

a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.

b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi

c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.

d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.

e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.

Intervensi :

a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.

b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).

R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.

R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.

R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.

5. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Perubahan eliminasi teratasi

Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga.
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.

b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic

c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.

d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.

e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.

6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur.

Intervensi :

a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.

b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.

c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.

d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.

7. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang

Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan

b. Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.

c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.

d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.

R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.

e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II maupun ke-III.
 Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.

8. Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi.

Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.

b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.

c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).

d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.

9. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas.

Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.

b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.

c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.



DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung: Elemen.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan

Antenatal.http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-G59.pdf. Diakses tanggal 18 Juni 2012. Pukul 18.37 WIB.

Donges, RE.(2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.

George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 17 November 2010. Pukul 18.14 WIB.

Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk Pendidikan Bidan. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 18 Juni 2012. Pukul 18.31 WIB.

Manuaba. (2001). Kapita selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.

Muchtar Rustam.(1998). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

Untuk Mendownload file LP Antenatal care / Anc telah kami sediakan link dalam dua format Pdf dan Doc sebagai berikut:


Terima kasih sudah membaca ataupun mendownload LP Antenatal Care / ANC semoag bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam melaksanakan tugasnya.

0 Response to "Laporan Pendahuluan / LP Antenatal Care / ANC Lengkap Download Format Pdf dan Doc"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel