Laporan Pendahuluan /LP Kanker Ovarium / CA Ovarium / Kanker rahim Lengkap Download Format Pdf dan Doc
Pada Sempatankali ini kami akan membegikan Laporan Pendahuluan/ LP Kanker Ovarium / CA Ovarium. penyakit kanker ovarium/ ca ovarium hanya terjadi pada wanita karena wanita memiliki rahim dan terjadi pada rahim atau di sebut kanker rahim.
LP/ Makalah Kanker Ovarium / CA Ovarium / Kanker rahim telah kami buat dengan sangat lengkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru denan tujuan untuk membantu teman-teman yang sedang menjalankan tugas atau praktik asuhan keperawatan / Askep di suatu institusinya.
LP / Makalah Kanker Ovarium / CA Ovarium / Kanker rahim telah kami sediakan link download dalam dua format Pdf dan Doc pada akhir artikel ini.
Kanker Ovarium / Ca Ovarium/ Kanker Rahim
A. Pengertian
Kanker merupakan penyakit sel dengan ciri kegagalan atau gangguan dalam mengatur multiplikasi dan fungsi hemostatisnya dalam organisme multiseluler (Monuaba, 2001 : 699).
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008, diakses tanggal 28 Mei 2009).
“Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam” (Sjamsuhidajat, 1997 : 990)
B. Etiologi
Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolon (www.indomedia.com).
Disamping itu, Selain gizi dengan jumlah lemak tinggi faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat meningkatkan terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2001 : 670).
Resiko terbesar terjadinya kanker ovarium adalah ovulasi yang terus berlangsung tanpa entrupsi dalam waktu lama. Penggunaan metode pil KB, kehamilan multiple dan menyusui yang menurunkan frekuensi dari ovulasi tampaknya memberikan proteksi terhadap kejadian kanker (Donielle & Jane, 2000 : 165).
C. Patofisiologi
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar menyebabkan berbagai keluhan seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Manuaba, 2001 : 400).
Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan rektum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertia bila tidak menderita biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada penderita kanker ovarium ini baru 200 cc buang air kecil biasanya akan kembali lagi buang air kecil dan apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut bagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada saat senggama. Dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah atau terpuntir sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam rongga perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak nafas, yang kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga panggul dan rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta dinding perut (www.indomedia.com).
D. Pathway
E. Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
- Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
- Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
- Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
- Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
- Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal (Ari, 2008).
Germ cell terdiri atas :
- Disgermioma
- Mixed germ cell tumor
- Teratoma imatur
- Koriokarsinoma
- Endodermal sinus tumor
- Embrional karsinoma
c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari, 2008).
Stadium klinik kanker ovarium menurut FIGO
STADIUM KLINIK FIGO | |
STADIUM I | Pertumbuhan terbatas pada ovarium. |
Ia | Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium tidak ada tumor pada permukaan luar, kapsul ovarium inteke |
Ib | Kedua ovarium tanpa asites, inteke tumor pada permukaan luar, kapsul ovarium inteke. |
Ic | Tumor pada permukaan luar pada satu atau dua ovarium dengan kapsul ruptor atau dengan asites yang mengandung sel-sel ganas atau peritonial washing positif. |
STADIUM II | Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan penyebaran pelvik. |
IIa | Penyebaran atau metastase ke uterus atau tuba. |
IIb | Penyebaran keorgan pelvik lain. |
IIc | Seperti stadium IIa dan IIb, tetapi dengan tumor pada permukaan, kapsul ruptur atau dengan asites mengandung sel ganas atau peritonial washing positif. |
STADIUM III | Tumor pada satu atau dua ovarium dengan implantasi teritonium diluar pelvis dan adanya nodus retroperinal atau iguinal. Metastase pada hepar superfisial juga stadium III. Secara makros tumor terbatas pada panggul sejati, tetapi secara histologik terbukti terdapat penyabaran ganas keusus halus. |
IIa | Secara makros tumor terbatas pada panggul sejati tanpa nodus, namun secara histologik terbukti terdapat penyebaran mikroskopis kepermukaan peritorium abdomen. |
IIIb | Tumor pada satu atau dua ovarium terbukti secara histologik terdapat pertumbuhan pada permukaan peritonium abdomen dengan diameter kurang dari 2 cm. Tanpa nodus. |
IIIc | Terdapat implantasi abdomen lebih dari 2cm, dengan nodus retropenial atau inguinal positif. |
STADIUM IV | Terdapat metastase jauh. Sitologi positif pada cairan pleura. Metastase ke parenkim hepar. |
F. Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
- Haid tidak teratur
- Ketegangan menstrual yang terus meningka
- Menoragia
- Nyeri tekan pada payudara
- Menopause dini
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Dispepsia
- Tekanan pada pelvis
- Sering berkemih
- Flatulenes
- Rasa begah setelah makan makanan kecil
- Lingkar abdomen yang terus meningkat.
Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium sudah dalam stadium lanjut. Gejala kanker ovarium yang sering ditemukan :
- Nyeri perut
- Perut buncit
- Gangguan fungsi saluran cerna
- Berat badan turun secara nyata
- Perdarahan pervaginam yang tidak normal
- Gangguan saluran kencing
- Rasa tertekan pada rongga panggul
- Nyeri punggung
- Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut
Faktor Resiko Tejadinya Kanker Ovarium
- Obat kesuburan
- Pernah menderita kanker payudara
- Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
- Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
- Wanita di atas usia 50 tahun
- Wanita yang tidak memilki anak (nullipara)
G. Manifestasi klinis
Tidak ada tanda dan gejala awal yang spesifik dari kanker ovarium. Ini adalah merupakan alasan utama dimana begitu banyak tumor ditemukan hanya bila tumor meluas (Danielle & Jane, 2000 : 165).
Kanker ovarium sering kali baru terdiagnosa pada stadium yang lebih lanjut dimana masa tumor sudah mulai menekan organ-organ disekitarnya. Namun tanda dan gejala kanker ovarium dapat berupa :
- Rasa tidak enak diperut
- Gangguan saluran cerna yang terus menerus, seperti diare, kembung, sembelit.
- Rasa nyeri dan berat dirongga panggul.
- Peningkatan atau penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
- Pembengkakan perut yang tidak nyeri
- Perdarahan melalui vagina yang tidak lazim
- Mual muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sering buang air kecil.
- Sesak nafas.
- Demam.
- Nyeri saat berhubungan intim.
(www.indomedia.com)
H. Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
- Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
- Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
- Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi.
I. Pemeriksaan Penunjang
Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksan secara berkala yang meliputi :
- Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya.
- Pembesaran Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
- CT-Scaning/MRI bila dianggap perlu.
- Pemeriksaan petanda tumor(tumor marker).
(www.indomedia.com)
J. Komplikasi
Komplikasi pada pasien karsinoma ovarium seringkali sulit untuk dibedakan hal-hal yang disebabkan oleh pengobatan. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien wanita premenopause. Kemoterapi dengan cisplatin dihubungkan dengan mual, muntah dan suspresi sumsum tulang, mungkin juga muncul masalah potensial ototoksik, nefrotoksik dan neurotoksik. penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus, asites, fistula dan edema ekstrimitas bawah. (Danielle & Jane, 2000 : 166).
K. Penatalaksanaan
Umumnya pengelolaan tumor ganas ovarium didasarkan atas tingkat klinis, jenis tumor dan gambaran histopatologik.
Pada tingkat klinis I dan II dilakukan pembedahan dasar dengan pengangkatan uterus, adneks, omentum dan apendiks. Pada tingkat klinis III dan IV dilakukan pembedahan dasar yaitu pengangkatan melalui tindakan pembedahan histerektomi total dengan pengangkatan tuba fallopi dan ovarium (Smelzer & Bare, 2002:1569).
Perawat juga harus memberikan asuhan kerperawatan secara komprehensif meliputi aspek fisik, psikologi, serta dampak emosi pasien dan keluarga karena mengingat bahwa juga bahwa pasien kanker ovarium untuk harapan hidup dan angka kesembuhan yang rendah, lamanya perawatan serta biaya pengobatan tinggi, maka peran perawat sangat penting sebagai motivator dengan memberikan dukungan, perhatian, meningkatkan kepercayaan diri pasien serta menganjurkan pasien berdoa sesuai kepercayaan nya untuk mendorong semangat hidup pasien dengan tetap melibatkan keluarga (Smeltzer & Bare, 2002 : 1570).
KONSEP KEPERAWTAN
1. PENGKAJIAN
- Data diri klien
- Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama
- Riwayat kesehatan masa lalu
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
- Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas.
- Data psikologis/sosiologis : reaksi emosional setelah penyakit diketahui
- Aktifitas/istrahat
Gejala : Kelemahan dan/keletihan
Perubahan pada pola istrahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas.
- Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi
Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri saat berkemih, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi Abdomen
- Nyeri/Keamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misalny ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.
- Integritas ego
Gejala : Faktor stress ( keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (mis, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual.
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya pembesaran pada daerah pelvis
- Seksualitas
Gejala : Masalah pada seksualitas mis, dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
- Makanan/Cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis.rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet.
Anoreksia, mual/muntah
Intoleransi terhadap makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkurangnya masa otot.
Tanda : Perubahan pada kelambanan/turgor kulit, edema
2. DIAGNOSA
- Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis.
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus.
- Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
- Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
3. INTERVENSI
1. Diagnosa 1
Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis
Tujuan : nyeri dapat terkontrol
Intervensi :
Kaji derajat nyeri dalam menggunakan skala 1-10, karakter nyeri, dan lokasinya.
Rasional : pengkajian membantu dalam penepatan tindakan yang tepat.
Kaji ulang factor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri.
Rasional : dapat menunjukan factor pencetus/pemberat.
Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : posisi yang tidak menekan abdomen menghindari terjadinya nyeri.
Ajarkan pasien teknik relaksasi/napas dalam.
Rasional : efektif untuk meminimalkan nyeri.
Jelaskan pembatasan aktivitas pada pasien.
Rasional : pemahaman pasien membantu dalam upaya untuk bekerja sama.
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : analgetik dapat menghilangkan nyeri.
2. Diagnosa 2
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus
Tujuan : klien akan menunjukkan kebutuhan nutrisi yang adekuat
Intervensi :
Anjurkan pemberian makanan atau nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
Rasional : porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
Rasional : pendidikan kesehatan mengenai nutrisi akan mendorong pasien untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisinya
Timbang berat badan dengan frekuensi sering
Rasional : merupakan indikasi pemantauan adanya perkembangan asupan nutrisi
Kolaborasikan pemberian nutrisi dengan ahli gizi
Rasional : kolaborasi asupan nutrisi dapat membantu peningkatan nutrisi.
3. Diagnosa 3
Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
Tujuan : pola eliminasi pasien kembali normal.
Intervensi :
Kaji pola eliminasi pasien, bandingkan dengan pola eliminasi sebelumnya.
Rasional : memberikan pedoman dalam penentuan tindakan.
Kaji factor pencetus gangguan saat berkemih/BAB.
Rasional : nyeri saat tertekannya kista dapat menjadi factor penyebab kesulitan berkemih/BAB.
Anjurkan pasien untuk tidak terlalu mengedan saat berkemih/BAB.
Rasional : mengedan menimbulkan tekanan pada abdomen dan mencetus nyeri yang justru mengganggu pola berkemih pasien.
Lakukan kateterisasi jika diinstruksikan.
Rasional : merupakan alternative pengeluaran urine yang tertahan dalam kandung kemih.
Kolaborasi tentang diet rendah serat.
Rasional : makan rendah serat tidak memperberat kerja usus.
4. Diagnosa 4
Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
Tujuan: Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
Intervensi:
Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas
Rasional: ansietas ringan dapat ditunjukan dengan peka rangsang dan insomnia
Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional: rentang perhatian mgkn menjadi pendek, konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
Jelaskan prosedur tindakan
Rasional: Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan presepsi
Kurangi stimulasi dari luar
Rasional: Menciptakan lingkunag yang terapeutik
Daftar Pustaka
Anonim, 2008, A-Z Kanker Indung Telur , http://www.Conetique.com diakses 28 Mei 2008
Busmar, Boy, 2006, Kanker ovarium dalam Aziz, M. Farid, dkk., Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi, Cetakan I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Jakarta.
Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat Kesuburan yang Rendah. http://www.berbagisehat.com diakses 4 November 2015
Ari. 2008. Karsinoma Ovarium. http://www.detak.org diakses tanggal 4 November 2015
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta
Rasjidi, Imam, 2007, Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan Evidence Base,Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Yatim, Faisal, 2008, Penyakit Kandungan, Edisi II. Pustaka Popouler Obor. Jakarta.
Abeloff, Martin MD, dkk. 2004. Clinical Oncology ,Third Edition. Elsevier Churchill Livingstone. United States of America.
0 Response to "Laporan Pendahuluan /LP Kanker Ovarium / CA Ovarium / Kanker rahim Lengkap Download Format Pdf dan Doc"
Post a Comment