Laporan Pendahuluan Cholesistitis /Kolesistitis (Radang Dinding empedu) Lengkap Download Pdf dan Doc
Selalu kami bagikan artikel tentang kesehatan baik berupa Penyakit ataupun tips hidup sehat yang kami sajikan dalam bentuk Laporan Pendahuluan (LP), Asuhan Keperawatan (Askep) ataupun Makalah. pada kesempatan kali ini kami akan bagikan Laporan pendahuluan Cholesistitis / kolesistitis atau istilah awamnya Radang pada dinding empedu yang dapat di download dalam format Pdf dan Doc.
Laporan Pendahuluan Cholesistitis kami buat dengan lengkap dari berbagai sumber dan referensi terabru dimulai dari Pengertian Cholesistitis, etiologi, patofisiologi, Pathway, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan dan konsep Asuhan Keperawatan seperti diagnosa dan intervensi.
LP / askep Cholesistitis telah kami sediakan link download dalam dua format Pdf dan Doc pada akhir artikel ini.
Laporan Pendauhuluan Cholesistitis
Pengertian
Cholesistitis adalah suatu inflamasi pada kandung empedu secara akut atau kronik dan biasa terjaddi akibat penggendapan batu empedu (Mosby;1991, 1363).
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker, 2001).
Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa (www.medicastore.com).
Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu, yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat
(www.medicastore.com).
Cholesistektomy adalah bedah pengangkatan kandung empedu (biasanya untuk relief batu empedu sakit) (Dictionary: WordNet).
Etiologi
Diperkirakan bahwa adanya sumbatan yang dikombinasi dengan infeksi bakterial merupakan salah satu penyebab dari adanya cholesistitis akut. Sumbatan tersebut terjadi karena adanya batu empedu yang terbentuk akibat perubahan komposisi empedu.
Batu-batu empedu tersebut bisa tedapat di duktus koledukus, duktus hepatikus, dan duktus pankreas. Sumbatan batu empedu dapat mengakibatkan distensi kandung empedu serta gangguan aliran darah dan limfe dan bakteri komensal kemudian berkembang biak. Adapun jenis-jenis batu dapat diklasifikasikan berdasarkann substansi yang membentuknya yaitu batu yang berasal dari bilirubin dan yang berasal dari kolesterol.
Batu pigmen | Batu kolesterol | |
Penampilan Warna Pembentukan Pasca kolesistektomi Penyakit yang berkaitan | Tepi bergerigi Cokelat kemerahan tua Intraduktus Dapat kambuh Keadaan hemolitik sirosis investasi parasit | Permukaan halus Bening Di dalam vesika felea Jarang kambuh Kolesterol berlebihan |
Jenis batu empedu, disadur dari ( “ Sodeman patofisiologi ” tab. 31-2 Hal.603 ).
Patofisiologi
Ada beberapa faktor spesifik yang mendukung terbentuknya batu empedu yaitu; faktor metabolis, stasis dan peradangan.
1. Faktor metabolis.
Peningkatan salah satu dari tiga komponen utama empedu (asam empedu, bilirubin dan kolesterol) dapat mendukung terbentuknya batu. Metabolisme kolesterol yang tidak sempurna sering dijumpai pada orang dengan obesitas, grafida, diabetes dan hypotiroidisme.
2. Statis.
Penimbunan bilirubin dalam kandung empedu akann mengakibatkan penyerapan air yang berkelebihan dan darah empedu akan membantu mempercepat proses terbentuknya batu.
3. Peradangan.
Mukosa kandung empedu yang sebenarnya tidak permiabel akan menjadi permiabel dan asam empedu yang membantu melarutkan kolesterol diserap sehingga kolesterol gagal dilarutkan.
Setelah batu terbentuk, maka akan menimbulkan nekrosis, tekanan dan infeksi pada dinding saluran empedu. Akibanya akan terjadi kejang dan nyeri akibat peradangan. Cholesistitis kronik merupakan perpanjangan cholesistitis akut. Namun cholesistitis kronik lebih banyak disebabkan oleh mekanikal dan injuri bahan kimia olehh batu empedu, akibat scar dan ulcer pada dinding saluran empedu. Pada cholesisttitis kronik dapat terjadi infeksi bakteri, dan pada saluran empedu akan terlihat putih mutiara dan cairan empedu menjadi keruh.
Perdangan pada cholesistitis akut dan kronik akan merangsang respon tubuh. Nyeri dapat terjadi akibat hambatan aliran empedu. Selain menimbulkan nyeri, peradangan juga dapat mengakibatkan tendernes ( lunak ) pada saluran kanan atas. Pada cholesistitis kronis dapat terjadi abstraksi dalam jangka waktu yang lama dan mengakibatkan gangguan fungsi gastrointestinal dan joundice.
Pathway cholesistitis
Manifestasi klinik
(akut dan kronik)
1. Cholesistitis akut
- Nyeri hebat pada epigastrium kanan atas secara mendadak, lalu akan menyebar ke punggung dan bahu kanan.
- Penderita berkeringat banyak dan gelisah.
- Nausea dann vomiting.
- Nyeri dapat berlangsung lama dan dapat kambuh lagi.
- Bila sakit mereda, maka nyeri dapat terjadi di atas kandung empedu, gejala nyeri akan bertambah bila makan banyak lemak.
- Demam dan ikterus (bila terdapat batu di duktus koledokus dan sistikus).
2. Cholesistitis kronis
Manifestasi klinis cholesistitis kronik hampir sama dengan cholesistitis akut tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik tak kelihatan. Komplikasi yang biasa terjadi adalah adanya infeksi kandung empedu serta obstruksi pada duktus sistikus atau duktus koledokus.
Studi diagnosa dan penemuan
- Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan adanya leukositosis, hiperbilirubinemia, dan peninggian alkali – fosfatase.
- Pemeriksaan radiologik :
- Ultrasound : menyatakan kalkuli, distensi kandung empedu/duktus empedu.
- Kolesistogram (untuk cholesistitis kronik) menyatakan adanya batu pada kandung empedu.
- Skan CT : menyatakan kista kandung empedu, dilaktasi duktus empedu dan membedakan antara ikterik obstraksi/non obstraksi
- Foto abdomen (multi posisi) : menyatakan gambaran radiology (klasifikasi) batu empedu, klasifikasi dinding atau pembesaran kandung empedu.
Komplikasi
- Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung empedu.
- Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh batuempedu atau oleh peradangan.
- Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim amilase, mungkin telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis) yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran pankreas (duktus pankreatikus).
Pemeriksaan penunjang
- CT scan perut
- Kolesistogram oral
- USG perut.
- blood tests (looking for elevated white blood cells)
Penatalaksanaan medis
- Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan.
- Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun melalui laparoskopi.
- enderita yang memiliki resiko pembedahan tinggi karena keadaan medis lainnya,dianjurkan untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.
- Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik.
Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Data subjekif
- Adanya gangguan rasa nyaman/nyeri : lokasi, lama, beratnya, aktor pencetus.
- Pada gastrointestinal : nausea, vomiting, anorexia, eruction, tidak toleransi pada makanan berlemak, perubahan warna urine dan faeces.
- Riwayat demam dan menggigil, serangan jaundice.
- Masalah pengetahuan tentang pengobatan dan harapan akan pengobatan.
2. Data objektif
- Tanda vital : TD, nadi, pernapasan dan suhu meningkat.
- Status cairan : BB, turgor kulit, mukosa membran lembab, intake dan out put.
- Adanya jaundice.
- Distensi abdomen, tendernes pada kuadran kanan atas.
- Wajah menahan nyeri, perilaku berhati-hati dan gelisah.
Diagnosa Keperawatan
1. Potensial kekurangan volume cairan tubuh b/d Nausea, vomiting, penurunan intake,demam.
Goal : pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan yang
adekuat selama perawatan.
Objective :
- Dalam jangka waktu 24 jam mukosa mulut lembab, turgor kulit normal dan TTV dalam batas normal.
- Dalam jangka waktu 2 – 3 Jam pasien tidak menunjukkkan gejala mual muntah.
2. Potensial terjadi injuri dan pendarahan b/d gangguan obstruksi vitamin K.
Goal : pasien akan mempertahankan keutuhan / integritas kulit selama dalam perawatan.
Objective : pasien tidak akan menunjukkan tanda-tanda pendarahan dan
kerusakan integritas kulit.
3. Nyeri b/d agen cedera biologis : obstruksi/spasemen duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan/nekrosis.
Goal : pasien akan menunjukkan perasaam nyaman selama perawatan.
Objective : dalam jangka waktu 1 – 2 Jam pasien akan menunjukkan perasaan nyaman dan perilaku nyeri hilang.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah dyspepsia dan gangguan pencernaan lemak sehubungan dengan obstruksi aliran empedu.
Goal : pasien akan pertahankan pola nutrisi yang adekuat selama perawatan.
Objective :
- Dalam jangka waktu 1 – 2 Jam mual / muntah akan berhenti.
- Pasien akan menghabiskan porsi makan yang diberikan setiap kali makan.
5. Kurang pengetahuan b/d kurang terpapan informasi
Goal : pasien akan memahami tentang penyakit dan berpartisipasi dalam program pengobatan selama pengobatan.
Objective : dalam jangka waktu 30 menit setelah penjelasann pasien dapat menjelaskan gambaran penyakit secara umum.
Intervensi (perencanaan) Keperawatan
DP 1
Potensial kekurangan volume cairan b/d Nausea, vomiting; penurunan intake demam.
Intervensi
- Kaji membran mukosa / kulit, nadi perifer dan pengisian kapiler.
- Awasi tanda / gejala peningkatan / berlanjutnya mual muntah, keram abdomen,kelemahan kejang, kejang ringan, kecepatan jantung tak teratur, parestesia, hipoaktif/ tak adanya bising usus, depresi pernapasan.
- Hindarkan lingkungan yang berbau.
- Lakukan kebersihan oral dengan pencuci mulut : berikan minyak.
- Kaji pendarahan yang tak biasanya.Contoh : pendarahan terus-menerus pada sisi injeksi, mimisan, pendarahan gusi, ekimosis, petekkie, hematemesis / melemah.
Kolaborasi
- Masukkan selang NG, hubungkan ke penghisap dan pertahankan potensi sesuai indikasi.
- Berikan anti emetik, contoh : proglorperazin (compazine).
- Kaji ulang pemeriksaan laboratorium. Contoh : Ht/Hb, elektrolit; GDA (pH); waktu pembekuan.
- Berikan cairan IV, elektrolit dan vitamin K.
Rasional
- Memberikan informasi tentang status cairan / volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian.
- Muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral dapat menimbul-kan defisit natrium, kalium dan klorida.
- Menurunkan rangsangan pada pusat muntah.
- Menurunkan kekeringan membran mukosa, menu-runkan resiko pendara-han oral.
- Protrombin menurun dan waktu koagulasi memanjang bila aliran empedu terhambat, meningkatkan resiko pendarahan/ hemonagi.
- Memberikan istirahat pada traksus GI.
- Menurunkan mual dan mencegah muntah.
- Membantu dalam eva-luasi volume sirkulasi, mengidentifikasi defisit dan mempengaruhi pilihan intervensi atau penggantian/koreksi.
- Mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidak-seimbangan.
Dp 2
1. Potensial terjadi injuri dan pendarahan b/d gangguan obstruksi vitamin K.
Intervensi
- Lakukan tekanan pada area bekas injeksi ( vena + 5 menit, arteri + 10 menit ) dan gunakan jarum terkecil untuk menyuntik.
- Gunakan sikat gigi lembut dan kain penyeka, Bantu pasien untuk beraktivitas sehingga tak jatuh, pasien memakai sepatu / sendal bila berjalan.
Kolaborasi
- Berikan vitamin K sesuai aturan.
Rasional
- Menurunkan trauma, resiko pendarahan/pem-bentukan hematoma.
- Menghindari resiko tinggi teradap cedera dan pendarahan.
- Memperbaiki ketidak-seimbangan.
DP 3
Nyeri b/d agen cedera bioplogis : obstruksi/spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan/ nekrosis.
Intervensi
- Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0 – 10) dan karakter nyeri (menetap, hilang timbul, kolik).
- Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman
- Gunakan sprei halus/katun ; cairan kalamin ; minyak mandi (Alpha keri), kompres dingin sesuai indikasi.
- Dorong menggunakan tekhaik relaksasi, contoh bimbingan imajinasi, vasualisasi, latihan nafas dalam.
Kolaborasi
- Perahankan status puasa, masukan/pertahankan penghisapan NG sesuai indikasi.
- Berikan obat sesuai indikasi:
- Antikolinergik, contoh : atropin, propantelin (pro-Banthine).
- Sedatif, contoh fenobarbital.
- Narkotik, contoh : meperidine hidroklorida (Demerol), morfin sulfat
Rasional
- Membantu membedakan penybab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan/perbai-kan penyakit, dan terjadinya komplikasi.
- Tirah baring pada posisi fowler rendah menurunkan tekanan intraabdomen ; namun pasien akan melakukan posisi yang menghilang-kan nyeri secara alamiah.
- Menurunkan iritasi/kulit kering dan sensasi gatal.
- Menigkatkan isirahat, memusatkan kembali perhatian, dapat meningkatan koping.
- Membuang secret gastes yang merangsang pengeluaran kolesistokinin dan kontraksi kandung empedu.
- Menghilangkan refleks spasme/kontraksi otot halus dan membantu dalam manajemen nyeri.
- Meningkatkan istirahat dan merilekskan otot halus, menghilangkan nyeri.
- Memberikan penurunan nyeri hebat
DP 4
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/mun-tah, dyspepsia dan gangguan pencernaan lemak sehubungan dengan obstruksi aliran empedu.
Intervensi
- Kaji distensi abdomen, berhati-hati, mendadak bergerak.
- Kaji/hitung pemasukan kalori.
- Timbang BB sesuai indikasi.
- Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan berbau.
- Berikan kebersihan oral sebelum makan.
- Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi.
Kolaborasi
- Konsul dengan ahli diet/tim pendukung nutrisi sesuai indikasi.
- Mulai diet cair rendah lemak Setelah selang NG di lepas.
Rasional
- Tanda-tanda non-verbal ketidak-nyamanan b/d gangguan pencernaan.
- Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan nutrisi.
- Mengawasi keefektifan rencana diet.
- Untuk meningkatkan nafsu makan/menurun-kan mual.
- Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
- Membantu dalam mengeluarkan flatus dan penurunan distensi abdomen.
- Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute yang paling tepat.
- Pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu serta mencegah kekambuhan.
DP 5
Kurang pengtahuan b/d kurang terpapar informasi
Intervensi
- Berikan garam empedu, contoh : biliron : zanchol : asam dehidrokoik (decholin) sesuai indikasi.
- Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh : BUN, albumin/protein serum, kadar transferin.
- Berikan penjelasan atau alas an tes dan persiapannya.
- Kaji ulang proses penyakit / progosis. Diskusikan perawatan dan pengobatan.
- Diskusikan program penurunan BB bila diindikasikan.
- Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/minu-man tinggi lemak.
- Anjurkan istirahat pada posisi semi-fowler setelah makan.
Rasional
- Meningkatkan pencernaan dan absorbsi lemak, vitamin larut dalam lemak, kolesterol. Berguna pada kolesitis kronis.
- Memberkan informasi tentang kekurangan nutrisi/keefektifan terapi.
- Informasi menurunkan cemas, dan rangsangan simpatis.
- Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
- Kegemukan adalah factor resiko yang dihubungkan dengan kolesistitis.
- Mencegah/membatasi terulangnya serangan kandung empedu.
- Meningkatkan aliran empedu dan relaksasi umum selama proses pencernaan awal.
Implementasi
Diagnosa I :
- Mengkaji membran mukosa/kulit, nadi perifer dan pengirian kapiler.
- Mengawasi tanda/gejalah peningkatan/berlanjutnya mual muntah, kram abdomen, kejang, kecepatan jantung, pernapasan dan bising usus.
- Menciptakan lingkungan yang nyaman (bebas dari bau).
- Membnatu pasien membersihkan oral dengan pencuci mulut (minyak).
- Mengkaji perdarahan yang tidak biasanya terjadi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk memasang selang NG, pemberian anti emetik dan memberikan IV, elektrolit serta Vitamin K.
- Mengkaji kembali pemeriksaan laboratorium.
Diagnosa II :
- Melakukan tekanan yang lebih lama pada area bekas injeksi dan untuk menyuntik menggunakan arum yang terkecil.
- Menggunakan sikat gigi lembut dan kain penyeka, membantu pasien beraktvitas, mengajurkan pasien menggunakan sandal/sepatu.
- Kolabrasi untuk memberikan vitamn K sesuai aturan.
Diagnosa III :
- Mengobservasi dan mencatat lokasi nyeri, berat (skala 0-10) dan karakter nyeri.
- Membiarkan pasien melakukan posisi yang nyaman dan meningkatkan tirah baring.
- Memasang sprei halus/katun, melakukan kompres dingin/lembab dan memberikan cairan kalamin.
- Kolaborasi untuk memberikan obat sesuai indikasi.
- Mempertahankan status puasan, masukan/mempertahankan pengisapan NG sesuai indikasi.
Diagnosa IV :
- Menkaji distensi abdomen, pemasukan kalori dan respon (berhati-hati, menolak) serta BB.
- Menciptakan suasana nyaman yaitu kebersihan oral sebelum makan, menghilangkan rangsangan berbau.
- Meningkatkan aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi tindakan kolaborasi.
- Melakukan kolaborasi dengan ahli diet/tim pendukung nutrisi.
- Memberikan diet cair rendah lemak setelah selang NG dilepas dan memberikan garam empedu.
- Mengkaji kembali pemeriksaan laboratorium.
Diagnosa V :
- Menjelaskan alas an tes persiapannya.
- Mendiskusikan penurunan BB bila diindikasikan serta perawatan dan pengobatan.
- Mengkaji ulang proses penyakit/prognosis.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari makanan/minuman tinggi lemak.
- Menganjurkan agar pasien beristirahat pada posisi semi-fowler setelah makan.
Jenis prosedur operasi yang dapat dilakukan dan didefinisinya :
- Cholechystectmy : pengangkatan kandung empedu.
- Cholecystostomy : membuka gald badder untuk mengalirkan empedu dan mengurangi tekanan pada saluran empedu.
- Choleclochostomy : Insisi bedah pada saluran empedu biasa.
- Choledocholithotomy : Pengangkatan batu empedu dari saluran empedu yang biasa.
- Choledochoduodenostomy : Membuat hubungan antara saluran empedu dan duodenum.
- Cholechystogastrostmy : Anastomosis (sambung) antara gall bladder dengan lambung.
Evaluasi
- Volume cairan tubuh dalam batas normal ditandai dengan keseimbangan intake dan out put, TTV kembali normal (5 : 36,5o , 37,5o , TD : 120/80 mm Hg, R : 18 x/mnt, N : 80 x/mnt).
- Tidak teradi injuri dan pasien tidak menunjukan tanda-tanda perdarahan, integritas kulit kembali normal.
- Pasien tidak merasa nyeri (nyeri berkurang dari skala 10-0) dan tidak menunjukan perilaku nyeri lagi.
- Pola kebutuhan nutrisi pasien kemmbali normal, mual muntah hilang dan dapat menghabiskan setiap porsi makan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
- Doenges, Marilyn. E, 1999, “Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien”, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC ; Jakarta.
- Ganong William. F, 1998, “Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran”, Edisi 17, Penerbit Buku Kedokteran, EGC ; Jakarta.
- Junaidi. P, dkk, 1982, “Kapitsa Selekta Kedokteran”, Media Aesculapius ; Jakarta.
- Long. P and Cassmeyer. W, 1991, “Medical-Surgical Nursing Concepts and Clinical Practice”, Fourth Edition, Mosby Year Book.
- Sodeman. A dan Sodeman. Thomas, 1995, “Sodeman Patofisiologi”, Edisi 7 Jilid II, Hipokrates ; Jakarta.
Untuk Mendownload file laporan pendahuluan Cholesistitis telah kami sediakan link dalam dua format Pdf dan Doc berikut ini:- File LP Cholesistitis dalam format Pdf (Download)
- File LP Cholesistitis dalam format Doc (Download)
Terima Kasih banyak sudah membaca ataupun mendownload laporan pendahuluan askep cholesistitis semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam mengerjakan tugas Praktik Asuhan Keperawatan di Akademinya.
0 Response to "Laporan Pendahuluan Cholesistitis /Kolesistitis (Radang Dinding empedu) Lengkap Download Pdf dan Doc"
Post a Comment