Laporan Pendahuluan Fraktur Cruris Lengkap Download Format Pdf dan Doc
Selalu berbagi artikel baik tentang kesehatan ataupun penyakit yang berupa laporan pendahuluan(LP), Asuhan Keperawatan (Askep), Makalah. pada kesempatan kali ini kami bagikan tentang laporan pendahuluan Fraktur Cruris yang dapat di download dalam format Pdf dan Doc.
Laporan Pendahuluan Fraktur Cruris telah kami bagikan dengan lengkap dari berbagi sumber dan referensi terbaru dimulai dari pengertian fraktur cruris, Etiologi, Patofisiologi, Pathway, tanda dan Kejala, jenis fraktur, komplikasi, pengobatan dan konsep asuhan keperawatan seperti diagnosa dan intervensi.
LP Fraktur Cruris telah kami sediakan link download dalam dua format Pdf dan Doc di akhir artikel ini.
Laporan Pendahuluan Fraktur Cruris
Pengertian
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)
Jenis Fraktur
- Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
- Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
- Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
- Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
- Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.
- Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
- Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
- Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
- Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
- Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.
Etiologi
- Trauma
- Gerakan pintir mendadak
- Kontraksi otot ekstem
- Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
- Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
- Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang
Pathway Cruris
Manifestasi klinis
- Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
- Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
- Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
- Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
- Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
Pemeriksan Penunjang
- Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
- Pemeriksaan jumlah darah lengkap
- Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
- Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
Penatalaksana
- Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
- Imobilisasi fraktur: Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
- Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
- Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
- Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri
- Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
- Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah
Komplikasi
- Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
- Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
- Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
2. Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat
- kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
- Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
- Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
- Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
- Tachikardi
- Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
- Cailary refil melambat
- Pucat pada bagian yang terkena
- Masa hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori
- Kesemutan
- Deformitas, krepitasi, pemendekan
- kelemahan
d. Kenyamanan
- nyeri tiba-tiba saat cidera
- spasme/ kram otot
e. Keamanan
- laserasi kulit
- perdarahan
- perubahan warna
- pembengkakan lokal
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan
Kriteria hasil:
- Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
- Mempertahankan posisi fungsinal
- Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
- Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi:
- Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
- Tinggikan ekstrimutas yang sakit
- Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit
- Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
- Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
- Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas
- Ubah psisi secara periodik
- Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
b.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang
Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
- Klien menyatajkan nyei berkurang
- Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
- Tekanan darahnormal
- Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Intervensi:
- Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
- Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
- Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
- Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
- Jelaskanprosedu sebelum memulai
- Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
- Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
- Observasi tanda-tanda vital
- Kolaborasi : pemberian analgetik
C. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
Kriteria hasil:
- Penyembuhan luka sesuai waktu
- Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi:
- Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
- Monitor suhu tubuh
- Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
- Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
- Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
- Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
- Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
- Kolaborasi emberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
- Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC
- Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
- Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
- Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
0 Response to "Laporan Pendahuluan Fraktur Cruris Lengkap Download Format Pdf dan Doc"
Post a Comment