Laporan Pendahuluan Gigantisme (Tubuh Raksasa) Lengkap Download Pdf dan Doc
Selalu kami bagikan artikel kesehatan ataupun yang mengenai berbagai macam penyakit yang kami sajika dalam bentuk laporan Pendahuluan(LP), Asuhan Keperawatan (Askep), Makalah. Pada kesempatan ini kami akan bagiakan Laporan Pendahuluan Gigantisme ( Tubuh Raksasa) yang baru dan lengkap serta bisa di dowload secara gratis.
Laporan Pendahuluan gigantisme telah kami buat dengan sangat legkap dari berbagai sumber dan referensi terbaru dai mulai dari Pengertian gigatisme, Penyebab, patofisiologi, pathway, tada da gejala, Pegobatan, komplikasi, asuha keperawatan , diagosa dan intervensi.
LP / Askep Gigantisme telah akmi sediakan link Dowload dalam dua format Pdf dan Doc pada akhir artikel ini.
Laporan Pendahuluan Gigantisme
A. Pengertian
Gegantisme adalah suatu keadaan yang abnormal pada anak yang disebabkan oleh produksi GH yang berlebihan.
Gigantisme adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan, terjadi pada masa anak-anak dan remaja.keadaan ini menyebabkan pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat dan pasien akan menjadi seorang raksasa. (Syilfia A Price, 2005).
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh karena kelenjar hypophysis memproduksi hormon berlebihan. Hipofisis adalah kelenjar seukuran biji kacang tanah dan menggantung dari otak, terbaring di sebelah dalam tulang pelipis dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan secara berangsur. Penyakit ini berlangsung lambat dan baru diketahui setelah penderita memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis.
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang diatas normal.Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.Tidak terdapat definisi tinggi yang merujukan orang sebagai "raksasa." Tinggi dewasa yang mengalami gigantisme dapat setinggi sekitar 2.25 - 2.40 meter.
B. Etiologi
Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormon pertumbuhan.Growth Hormon dilepaskan dari kelenjar hipofisis anterior dalam jumlah besar selama tidur. Hormon ini bekerja terhadap semua jaringan. Pelepasannya diatur oleh human growth hormoneinhibiting factor (HGF-IF). Faktor penghambat ini disebut juga somatostatin.Somatostatin merupakan peptida dengan 14 asam amino.Pada masa kanak-kanak HGH merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan otot.Selain itu aktivitas yang berlebihan mengakibatkan pertumbuhan yang berlebihan (gigantisme).Sedangkan lawan dari penyakit ini adalah dwarfisme.Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan kiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata. Diagnosa penyakit ini berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkan dan diperkuat oleh tingginya kadar GH/ IGF-1.
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofise jinak (adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan hormon berlebihan (Syilfia A Price, 2005)
- Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya adalah adenoma hipofisis
- Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipothalamus.
- Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau GHRH
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan
Pada penderita gigantisme terjadi pertumbuhan tulang yang berlebihan sehingga tinggi badan abnormal. Masa pubertas tertunda dan alat kelamin tidak dapat tumbuh sempurna (Syilfia A Price,2005)
- Pertumbuhan linier yang cepat
- Tanda – tanda wajah kasar
- pembesaran kaki dan tangan
- Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier
- Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku
- Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas
- Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih.
- Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang. Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membengkak.
- Penderita memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi yang lebih besar.
- Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya kulit.
- Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat di dalam kulit membesar, menyebabkan keringat berlebihan dan bau badan yang menyengat.
- Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang menonjol (prognatisme).
- Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan dada berbentuk seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa tahun bisa terjadi artritis degeneratif yang melumpuhkan. Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
- Kadang penderita merasakan gangguan dan kelemahan di tungkai dn lengannya karena jaringan yang membesar menekan persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak juga bisa tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama pada lapang pandang sebelah luar.
- sakit kepala hebat.
C. Patofisologi
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali,termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja,yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat(sepertiraksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.
Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.
D. Pathway
E. Manifestasi klinik
- Lingkar kepala bertambah
- Hidung lebar
- Lidah membesar
- Wajah kasar
- Mandibula tumbuh berlebihan
- Gigi menjadi terpisah-pisah
- Jari dan ibu jari tumbuh menebal
- Kifosis
- Kelelehan dan kelemahan gejala awal
- Hipogonadisme
- Keterlambatan maturasi seksual
- Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama
F. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
- Kadar GH berlebihan mencapai 400 ng/ml
- Tes toleransi glukosa : hiperglikemia
- Kadar somatomidin meningkat 2,6-21,7 U/ml ( 0,31-1,4 U/ml)
2. CT. Scan
3. MRI
G. Penatalaksanaan
- Intervensi bedah dilakukan apabila terjadi peningkatan tekanan intra kranial
- Radiasi konvensional / sinar proton energi tinggi apabila papil edema dan penyempitan lapang pandang
H. Komplikasi
- Hipertropi Jantung
- Hipertensi
- Diabetes Melitus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GEGANTISME
A. Pengkajian
1. Keluhan Untama
Klien mengeluh pertumbuhan tulang abnormal pada gigantisme, pertumbuhan longitudinal dan sangat cepat.Pada akromegali umumnya memeperlihatkan pembesaran tangan dan kaki.
2. Riwayat penyakit Sekarang
Sejak kapan keluhan dirasakan. Pada gigantisme klien biasanya mengatakan pertumbuhan tulang yang berlebihan sehingga tinggi badan abnormal, untuk anak-anak pertumbuhannya dua kali tinggi badan normal pada usia tersebut. Didapatkan masa pubertas yang tertunda dan alat kelamin tidak dapat tumbuh sempurna.Pada akromegali klien mengatakan tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang, gambaran tulang wajah kasar, tangan dan kakinya membengkak.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada gigantisme dan akromegali biasanya riwayat penyakit dahulu klien mungkin pernah menderita tumor hipofisis jinak.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Gigantisme dan akromegali tidak diturunkan dari riwayat keluarga yang memilki penyakit akromegali dan gigantisme.
B. Pemeriksaan Fisik
- BREATH (B1): Biasanya pada pasien akromegali dan gigantisme tidak terjadi perubahan pola nafas.Bunyi nafas normal. Gangguan nafas biasanya terjadi akibat adanya proses pembesaran tumor hipofisis.
- BLOOD (B2): Pada gigantisme biasanya tidak terjadi perubahan dalam kerja jantung.Pada akromegali jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
- BRAIN (B3): Pada tumor hipofisis yang mengakibatkan akromegali biasanya terjadi nyeri kepala bitemporal, gangguan penglihatan disertai hemi-anopsia bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor dan penekanan kiasma optikum.
- BLADDER (B4): Pada gigantisme terjadi pertumbuhan alat kelamin yang tidak sempurna.Pola BAK biasanya normal.Pada akromegali terdapat penurunan libido, impotensi, oligomenorea, infertilitas, nyeri senggama pada wanita, batu ginjal.
- BOWEL (B5): Biasanya pola BAB normal, terjadi deformitas mandibula disertai timbulnnya prognatisme (rahang ang menjorok ke depan) dan gigi geligi tidak dapat menggigit sehingga meyulitkan dalam mengunyah makanan. Pembesaran mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang, lidah juga membesar sehingga penderita sulit berbicara. (Price, 2005)
- BONE (B6): Pada gigantisme pertumbuhan longitudinal, pembesaran pada kaki dan tangan perubahan bentuk yang terjadi membesar.Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri punggung dan perubahan fisiologik tulang belakang.Terdapat nyeri sendi pada bahu tulang dan lutut. (Price, 2005)
C. Pengkajian keperawatan secara khusus
1. Riwayat penyakit.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3. Keluhan utama, melipuse :
- Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, dll.
- Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.
- Nyerikepala.
- Gangguan penglihatan.
- Libido seksual menurun, dll.
4. Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :
- Amati bentukwajah.
- Kepala, tangan/ lengan dan kaki bertambah besar, dagu menjorok ke depan.
- Adanya kesulitan mengunyah.
- Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.
- Peningkatan respirasi kulit.
- Suaramembesarkarenahipertropilaring
- Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.
- Disfagia akibat lidah membesar.
- Kelemahan
- Perubahannutisi
- Ketidak seimbangan cairandan elektrolit
- Perubahan kardiovaskular
- Perubahan karakteristik tubuh
- Intoleransi terhadap stress
- Ketidakstabilan emosional
- Perubahan produksi
7. Data Subjektif
- Kelemahandanpolatidur
- Pola makan ( fekuensi dan asupan makanan)
- Higiene khusus dan kebutuhan untuk bercukur
- Riwayat kardiovaskular
- Polaintake dan out[ut cairan
- Rasa tidak nyaman
- Penggunaan obat – obatan
- Riwayat reproduksi
- Penggunaan medikasi
- Kelainan endokrin dan pengelolaannya.
8. Data Objektif
- Tinggidanberatbadan
- Proporsitubuh
- Jumlah dan distribusi masa obat
- Distribusilemak
- Pigmentasikulit
- Distribusirambut
E. Pemeriksaan diagnostik
- Pemeriksaanfungsi target organ
- Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormone nontropik
- Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormone dan dengan melakukan efeknya terhadap kadar hormone sarum.
- Foto rongen kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT sca
F. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmissi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus
- Nyeri berhubungan dengan adanya adenoma kelenjar hipofisis
- Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh
- Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot
G. Intervensi Keperawatan
DP 1
Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmissi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus.
Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi.
Kriteria hasil :
- Dengan penglihatan yang terbatas klien mampu melihat lingkungan semaksimal mungkin.
- Mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif.
- Mengidentifikasi kebiasaan lingkungan.
Rencana Tindakan:
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan aktifitas.
Rasional : Memperkenalkan pada pasien tentang lingkungan dam aktifitas sehingga dapat meninggalkan stimulus penglihatan.
2. Bedakan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata
Rasioal : Menentukan kemampuan lapang pandang tiap mata
3. Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi pasien
Rasional : Mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus.
4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti menonton TV, mendengarkan radio. dll
Rasional : Meningkatkan input sensori, dan mempertahankan perasaan normal, tanpa meningkatkan stress.
5. Posisi pintu harus tertutup terbuka, jauhkan rintangan.
Rasional : Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.
DP 2
Nyeri berhubungan dengan adanya adenoma kelenjar hipofisis
Tujuan : Rasa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
- Pasien akan memberitahukan nyeri hilang atau terkontrol
- Pasien dapat melakukan tindakan atau metode untuk mengurangi dan mengatasi nyeri.
Intervensi:
1. Kaji karakteristik nyeri
Rasional : Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti: ekspresi wajah; gelisah, menangis, menarik diri
Rasional : Merupakan indikator / derajat nyeri yang tidak langsung dialami pasien
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional : Rangsangan yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional :Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin
5. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu muncul
Rasional :Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan
6. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional :Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.
7. Kolaborasi dalam pemberian analgesik
Rasional : Obat-obatan anlgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
DP 3
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan organ-organ yang berlebihan
Tujuan : Pasien dapat menerima dengan adanya pertumbuhan organ-organ yang belebihan.
Kriteria Hasil :
- Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan, tanpa rasa malu dan rendah diri.
- Pasien yakin akan kemampuan yang akan dimiliki.
Intervensi :
1. Dorong mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit
Rasional :Memberikan informasi kepada pasien tentang penyebab penyakit sehingga menimbulkan respon psikologis yang positif
2. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas
Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien
3. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan
Rasional :Membantu memenuhi kebutuhan klien sehingga klien merasa nyaman dan kebutuhan perawatannya terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
- Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001
- Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
- Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998
- Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994
- Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001
- Doenges E, Marilyin. 1999. Rencana Asuhan keperawatan.Jakarta : EGC.
- Rumahorbo, Hotma . 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC
- Suddart & Brunner. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
- Suyono slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Untuk mendownload Laporan Pendahuluan Gigantisme telah kami sediakan link dalam dua foemat Pdf dan Doc berikut ini:
- Laporan Pendahuluan Gigantisme format Pdf (Download)
- Laporan Pendahuluan Gigantisme format Doc (Download)
Terima Kasih telah membaca ataupun mendownload Laporan pedahuluan Gigantisme semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam mengerjakan tugasnya.
0 Response to "Laporan Pendahuluan Gigantisme (Tubuh Raksasa) Lengkap Download Pdf dan Doc"
Post a Comment